Suaraindo.com – Harga minyak mentah dunia menunjukkan pergerakan stabil pada awal pekan ini di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik antara kekuatan Barat dan produsen utama, Rusia serta Iran. Meskipun sempat naik tajam pekan lalu, pada perdagangan Senin (25/11/2024), harga minyak Brent terkoreksi tipis 0,16% ke level USD 75,05 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) turun 0,14% ke posisi USD 71,14 per barel.
Ketegangan memuncak setelah Rusia meluncurkan misil hipersonik ke Ukraina sebagai peringatan atas dukungan senjata dari Amerika Serikat dan Inggris kepada Kyiv. Situasi ini memicu kekhawatiran gangguan pasokan minyak global.
“Perang kini memasuki fase baru yang lebih berbahaya, meningkatkan risiko terhadap stabilitas suplai minyak dunia,” kata Daniel Hynes, kepala tim analis di ANZ, seperti dikutip Reuters.
Iran juga menjadi perhatian setelah merespons resolusi pengawas nuklir PBB dengan mengaktifkan sentrifugal canggih untuk memperkaya uranium. Situasi ini memperbesar potensi pemberlakuan kembali sanksi ekspor minyak Iran, yang dapat memangkas sekitar 1 juta barel per hari, atau setara 1% dari total pasokan minyak global.
Sementara itu, permintaan minyak mentah dari China dan India tetap menjadi faktor kunci pasar. Impor minyak China meningkat pada November karena harga yang lebih rendah mendorong pengisian stok. Di India, produksi kilang naik 3% pada Oktober dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 5,04 juta barel per hari, didorong oleh peningkatan ekspor bahan bakar.
Meski ketegangan geopolitik terus memengaruhi dinamika pasar minyak, investor kini juga menanti pembicaraan program nuklir Iran dengan tiga negara Eropa yang dijadwalkan berlangsung pada 29 November mendatang. Dialog ini diharapkan dapat memberikan kejelasan terhadap masa depan pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah.