Suaraindo.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menghadiri pertemuan MIKTA Leaders’ Gathering yang ke-2 di sela-sela KTT G20 di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, pada 18 November 2024. Pertemuan yang berlangsung dalam suasana informal ini dipimpin oleh Meksiko sebagai Ketua MIKTA tahun 2024.
MIKTA adalah forum konsultatif yang terdiri dari lima negara: Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia. Forum ini dibentuk pada 2013 di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-68, dengan tujuan memperkuat kerja sama antarnegara untuk menghadapi tantangan global secara inklusif dan responsif.
Kegiatan dimulai dengan sesi brief greeting dan diakhiri dengan sesi foto bersama yang mencerminkan solidaritas antaranggota. Para pemimpin negara, termasuk Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, menegaskan pentingnya memperkuat hubungan lintas kawasan untuk menghadapi berbagai tantangan global.
Dalam pertemuan ini, MIKTA kembali menegaskan perannya sebagai kekuatan penyeimbang dalam politik global, di tengah rivalitas negara adidaya seperti anggota G7 dan BRICS. Sebagai kelompok negara dengan posisi strategis, MIKTA berkomitmen menjadi bridge-builder dalam isu-isu global seperti ketahanan pangan, transformasi digital, dan multilateralisme.
*Apa Itu MIKTA?*
MIKTA adalah akronim dari lima negara anggotanya: Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia. Forum ini dibentuk berdasarkan tiga tujuan utama:
1. Menjadi kemitraan inovatif untuk menghadapi tantangan global.
2. Menjadi platform konsultatif lintas kawasan untuk memperkuat hubungan bilateral.
3. Memfasilitasi pertukaran pandangan dalam berbagai forum multilateral.
Keberadaan MIKTA mencerminkan posisi negara-negara middle power di pentas global. Meksiko mewakili kawasan Amerika Latin, Indonesia di Asia Tenggara, Korea Selatan di Asia Timur, Turki di Eurasia, dan Australia di Pasifik. Kelima negara ini memiliki kesamaan visi, meski tidak selalu memiliki kepentingan yang seragam.
Sebagai bagian dari kelompok G20, MIKTA tidak hanya menjadi forum dialog, tetapi juga penggerak aksi nyata untuk mengurangi kesenjangan antara negara maju dan berkembang. Hal ini diwujudkan melalui pernyataan bersama di berbagai forum internasional, termasuk KTT G20.
Sebagai forum informal, MIKTA memberikan fleksibilitas tinggi dalam membangun kemitraan lintas kawasan. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam menyelaraskan kepentingan negara anggotanya yang heterogen. Dinamika global, seperti konflik geopolitik dan disrupsi ekonomi, juga menjadi ujian bagi relevansi MIKTA di masa depan.
Pertemuan di sela-sela KTT G20 Brasil menjadi momen penting untuk memperkuat visi dan peran MIKTA. Sebagai bagian dari forum ini, Indonesia terus memainkan peran strategis, tidak hanya sebagai pemimpin kawasan Asia Tenggara tetapi juga sebagai jembatan untuk solusi isu global.
Melalui forum seperti MIKTA, diharapkan tercipta kolaborasi yang semakin kuat untuk menjawab tantangan dunia yang terus berkembang. Dengan posisi sebagai middle power, MIKTA adalah simbol bagaimana kekuatan menengah dapat menjadi pemain utama dalam tatanan global.