Menu

Mode Gelap
Pagar Laut dan Reklamasi: Konflik Ekosistem vs Kepentingan Modal Ekstradisi Paulus Tannos: Harapan Baru dalam Perjuangan Melawan Korupsi 352 Sekolah Tutup, Bangkok di Peringkat Kota Tercemar Dunia Gekrafs Papua Pegunungan Rayakan HUT ke-6 dengan Dukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Amnesti Papua: Harapan Baru atau Sekadar Langkah Simbolis?

Nasional · 17 Sep 2024 22:21 WIB ·

Waspada Cuaca Ekstrem: BMKG Prediksi Kombinasi Gelombang Kelvin dan Siklon Bebinca di Indonesia


 Waspada Cuaca Ekstrem: BMKG Prediksi Kombinasi Gelombang Kelvin dan Siklon Bebinca di Indonesia Perbesar

Suaraindo.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan terkait potensi cuaca ekstrem di Indonesia selama periode 17-23 September 2024. BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang, namun waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di wilayah dengan topografi curam dan daerah yang rawan longsor.

Menurut BMKG, cuaca di Indonesia saat ini sangat dipengaruhi oleh kombinasi beberapa fenomena atmosfer global dan regional, termasuk aktivitas Gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial. Suhu muka laut yang hangat di beberapa perairan Indonesia turut memperbesar peluang pembentukan awan hujan, terutama di Sumatra, Jawa bagian Barat, dan Papua.

Di sisi lain, wilayah Indonesia bagian tengah, seperti Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kalimantan, mengalami kondisi kering akibat pengaruh Siklon Tropis Bebinca yang menarik massa udara ke pusat sistemnya, sehingga mengurangi suplai uap air dan potensi hujan di wilayah tersebut.

BMKG juga memperingatkan potensi meningkatnya kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan, yang disebabkan oleh minimnya curah hujan di wilayah tersebut. “Berkurangnya curah hujan di Kalimantan meningkatkan potensi kebakaran hutan dan lahan,” tulis BMKG.

Secara keseluruhan, BMKG menyoroti adanya variasi cuaca yang cukup ekstrem di berbagai wilayah Indonesia, yang merupakan hasil dari dinamika atmosfer global dan regional yang kompleks. BMKG juga mencatat bahwa beberapa indikator global seperti IOD, SOI, dan Nino 3.4 tidak signifikan dalam peningkatan curah hujan di Indonesia saat ini, sementara MJO aktif di luar wilayah Indonesia.

Gelombang atmosfer Kelvin diprediksi akan aktif di beberapa wilayah seperti Sumatra Barat, Bengkulu, Jambi, dan Jawa Timur pada 19-22 September 2024, yang dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem di daerah tersebut.

Artikel ini telah dibaca 50 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pagar Laut dan Reklamasi: Konflik Ekosistem vs Kepentingan Modal

24 January 2025 - 13:25 WIB

Ekstradisi Paulus Tannos: Harapan Baru dalam Perjuangan Melawan Korupsi

24 January 2025 - 13:23 WIB

Gekrafs Papua Pegunungan Rayakan HUT ke-6 dengan Dukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

23 January 2025 - 16:35 WIB

Amnesti Papua: Harapan Baru atau Sekadar Langkah Simbolis?

23 January 2025 - 16:34 WIB

Pengamat HAM Dukung Juha Christensen Jadi Mediator Konflik Papua: Momentum Perdamaian Baru

23 January 2025 - 16:32 WIB

Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Dimulai Februari 2025: Cakup Pemeriksaan Fisik dan Jiwa

23 January 2025 - 16:12 WIB

Trending di Kesehatan