Menu

Mode Gelap
Golkar Dukung Omnibus Law Setelah PT 20% Dihapus: Upaya Efisiensi dan Harmonisasi Aturan Indonesia Darurat Filisida: KPAI Soroti Faktor Ekonomi Sebagai Pemicu Utama Dasco Tegas Bantah Isu Megawati Telepon Prabowo Terkait Hasto dan KPK HET Beras Medium dan Premium 2025 Ditetapkan Sama seperti 2024 Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto Berharap Pimpinan KPK Mempertimbangkan Permohonan Praperadilan

Internasional · 7 Dec 2024 12:00 WIB ·

Wamenlu RI Kritik Standar Ganda di Gaza: “Jika Bukan Genosida, Apa Namanya?”


 Wamenlu RI Kritik Standar Ganda di Gaza: “Jika Bukan Genosida, Apa Namanya?” Perbesar

Suaraindo.com – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Arrmanatha Nasir, menyuarakan kritik tajam terhadap standar ganda dalam konflik Gaza. Dalam Sidang Darurat Majelis Umum PBB (ESS-10) pada Rabu (4/12/2024), ia menyoroti sikap diam dunia terhadap kekerasan yang telah menewaskan lebih dari 44.532 jiwa sejak Oktober 2023, mayoritas perempuan dan anak-anak.

“Jika pembunuhan ribuan orang tak berdosa ini tidak dianggap sebagai genosida, lalu apa sebutan yang pantas?” tanya Nasir dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri, Sabtu (7/12/2024).

Nasir juga menyoroti kegagalan Dewan Keamanan (DK) PBB dalam menghentikan kekerasan di Gaza. Delapan rancangan resolusi untuk gencatan senjata kandas karena hak veto, dan dari empat resolusi yang disahkan, tidak ada yang diterapkan secara efektif. Produk hukum dari Mahkamah Internasional dan Mahkamah Pidana Internasional pun tak diindahkan oleh pihak terkait.

“Standar ganda ini memberikan lampu hijau kepada Israel untuk melanjutkan kekerasan terhadap rakyat Palestina dan mencederai tatanan hukum internasional,” tegasnya.

Wamenlu RI menyerukan tindakan konkret seperti penghentian pengiriman senjata ke Israel, implementasi resolusi DK PBB, dan peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Indonesia juga mengkritik Israel karena terus menghambat distribusi bantuan internasional, yang memperburuk kondisi kemanusiaan di Gaza.

Nasir menekankan pentingnya solusi dua negara sebagai jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan. “Saatnya dunia berpihak pada keadilan dan kemanusiaan, bukan pada kekerasan,” ujarnya. Ia juga meminta negara-negara untuk mengakui kemerdekaan Palestina tanpa syarat.

Sidang ini diadakan setelah veto pada rancangan resolusi gencatan senjata di Gaza pada 20 November 2024. Harapannya, resolusi terkait gencatan senjata dan dukungan politik terhadap UNRWA bisa disahkan dalam sidang darurat tersebut.

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Kebakaran Los Angeles: Korban, Kerugian Ekonomi, dan Kritik terhadap Pemerintah

13 January 2025 - 14:49 WIB

Hasil Pertemuan Prabowo dan PM Jepang, Bantu MBG Hingga Beri Pinjaman

12 January 2025 - 15:18 WIB

Kebakaran Los Angeles Memburuk, Elon Musk dan Donald Trump Tuai Kritik Akibat Sebar Misinformasi

11 January 2025 - 20:55 WIB

Donald Trump dan Rencana Kontroversialnya: Ambisi ‘America First’ di Balik Ancaman Militer

11 January 2025 - 20:54 WIB

Indonesia dan Jepang Jalin Kesepakatan Strategis: Fokus pada Gizi, Energi, dan Keamanan

11 January 2025 - 20:51 WIB

Kebakaran Hutan Los Angeles Picu Masalah Kesehatan dan Kualitas Udara Buruk

11 January 2025 - 16:45 WIB

Trending di Internasional