Menu

Mode Gelap
Kejagung Sita Uang Rp 1,4 Triliun dari Kasus Korupsi Duta Palma KPK Gelar Lelang Mobil Sitaan Koruptor, Dari Avanza hingga Land Cruiser Tiket Pertandingan Timnas Indonesia di AFF 2024 Dijual, Mulai Rp125.000 Hendra Setiawan Umumkan Pensiun di Indonesia Masters 2025 Prabowo: Kinerja Kabinet Terus Meningkat Berkat Retret di Magelang

Internasional · 16 Jul 2024 10:55 WIB ·

Viktor Orban Kunjungi Moskow, UE Tanggapi dengan Boikot


 Viktor Orban Kunjungi Moskow, UE Tanggapi dengan Boikot Perbesar

Suaraindo.com – Komisi Eropa memutuskan untuk melakukan boikot sebagian terhadap kepresidenan Hungaria di Dewan Eropa selama enam bulan, sebagai reaksi atas kunjungan Perdana Menteri Viktor Orban ke Moskow yang disebutnya sebagai “misi perdamaian”. Selama masa kepresidenannya, Orban mengunjungi Kyiv, Moskow, Beijing, dan Washington, serta bertemu dengan Donald Trump di Florida, yang menuai kritik tajam dari negara-negara anggota UE dan sekutu NATO.

Komisi Eropa mengumumkan bahwa mereka hanya akan mengirim pejabat senior, bukan komisaris, ke pertemuan informal yang dipimpin oleh Hungaria. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, memutuskan bahwa hanya pejabat setingkat pegawai negeri senior yang akan hadir dalam pertemuan tersebut. Negara-negara anggota yang dekat dengan Rusia, seperti Swedia, Finlandia, Estonia, Latvia, Lithuania, dan Polandia, juga mengambil langkah serupa dengan hanya mengirimkan pegawai negeri sebagai perwakilan.

Hungaria merespons dengan kritik, menyatakan bahwa UE tidak seharusnya melakukan diskriminasi ketika semua anggota memiliki giliran untuk memimpin. Menteri Urusan Eropa Hungaria, Janos Boka, menekankan bahwa Komisi Eropa adalah lembaga yang dibentuk oleh negara-negara anggota.

Kepresidenan Dewan Eropa dipegang secara bergilir oleh masing-masing negara anggota selama enam bulan. Meskipun tidak memiliki hak suara tambahan, negara yang memegang kepresidenan dapat mengarahkan agenda dan menentukan isu-isu yang akan dibahas selama masa jabatannya. Masa kepresidenan Hungaria telah diantisipasi dengan kekhawatiran, mengingat sikap Orban terhadap invasi Rusia ke Ukraina sejak 2022.

Artikel ini telah dibaca 13 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Korea Selatan Geger Darurat Militer: Yoon Suk Yeol Dituding Otoriter

4 December 2024 - 10:23 WIB

Putin Siap Dukung Indonesia Jadi Anggota Tetap BRICS, Proses Bisa Dipercepat

3 December 2024 - 09:28 WIB

Bank Indonesia: Dolar AS Diproyeksi Menguat, Rupiah dalam Tekanan

3 December 2024 - 09:17 WIB

Kanada Gandeng Indonesia dalam Strategi Indo-Pasifik Lewat Perjanjian Dagang CEPA

3 December 2024 - 09:04 WIB

Alibaba Bangkit dengan QwQ, AI Pesaing OpenAI yang Membuat Amerika Waspada

1 December 2024 - 13:04 WIB

RI Tolak Proposal Rp 1,5 Triliun dari Apple, iPhone 16 Masih ‘Haram’ Masuk Indonesia

1 December 2024 - 13:03 WIB

Trending di Ekonomi