Suaraindo.com – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berhasil mencatat pertumbuhan aset yang pesat, mencapai Rp10.400 triliun per Desember 2023. Pencapaian ini melampaui aset Temasek Holdings Limited, BUMN asal Singapura, yang memiliki nilai aset sebesar US$382 miliar. Kinerja ini didukung oleh berbagai upaya konsolidasi melalui pembentukan holding dan merger.
Salah satu contoh sukses dari upaya merger ini adalah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), hasil penggabungan anak usaha Bank Mandiri, BNI, dan BRI. Sejak merger, BSI mencatat peningkatan jumlah nasabah hingga lebih dari 20 juta dan pertumbuhan aset dua digit. Dengan total aset mencapai Rp360,85 triliun, BSI menjadi bank syariah terbesar di Indonesia.
Pembentukan holding juga menjadi strategi penting, seperti Holding Industri Pertambangan (MIND ID) dan Holding Ultra Mikro yang dipimpin oleh BRI. Holding Ultra Mikro sukses meningkatkan akses pembiayaan bagi usaha mikro dengan lebih dari 36 juta nasabah, membantu inklusi keuangan terutama di daerah-daerah terpencil.
Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia, Toto Pranoto, menyebut transformasi BUMN melalui merger dan holding sebagai langkah penting untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing. Pengurangan jumlah BUMN dari 107 menjadi 65 entitas adalah bagian dari transformasi ini, dengan target ke depan hanya akan ada sekitar 30 entitas BUMN pada 2034.
Transformasi ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi BUMN terhadap perekonomian nasional, menciptakan ekosistem bisnis yang lebih solid, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masa depan.