Menu

Mode Gelap
Pemimpin Senior Hizbullah Hashem Safieddine Hilang Pasca Serangan Udara Israel Ramalan Asing Terkait Kepemimpinan Prabowo: Stabilitas Ekonomi dan Tantangan Fiskal Rusdi Kirana Fokus di MPR, Ini Dampaknya bagi Lion Air KKP Dukung Indonesia Emas 2045: Kampanye Protein Ikan di Yogyakarta untuk Generasi Sehat dan Tangguh BPJPH Tegaskan Tidak Ada Perbedaan Kriteria Sertifikat Halal antara Jalur Self-Declare dan Reguler

Internasional · 30 Sep 2024 10:27 WIB ·

Tenggelamnya Kapal Selam Nuklir Terbaru China: Tantangan Strategis di Tengah Ambisi Maritim


 Tenggelamnya Kapal Selam Nuklir Terbaru China: Tantangan Strategis di Tengah Ambisi Maritim Perbesar

Suaraindo.com – Insiden tenggelamnya kapal selam nuklir terbaru milik China, kelas Zhou, di galangan kapal Wuchang dekat Wuhan, memicu keprihatinan di kalangan analis pertahanan dan dianggap sebagai kemunduran serius dalam upaya Beijing menyamai kekuatan militer maritim Amerika Serikat (AS). Citra satelit menunjukkan kapal tersebut tenggelam di samping dermaga saat masih dalam tahap pembangunan, menimbulkan spekulasi tentang kelayakan operasional angkatan laut China.

Pejabat pertahanan AS mengungkapkan bahwa kapal selam ini tenggelam antara Mei dan Juni 2024. Meskipun pemerintah China berusaha menutupi insiden tersebut, citra satelit berhasil mengungkapkan kenyataan yang menyedihkan ini. “Dinding keheningan” seputar insiden ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai kompetensi dan akuntabilitas militer China, yang sebelumnya sering dikritik karena korupsi di industri pertahanannya.

Kapal selam kelas Zhou, dengan desain ekor berbentuk X yang inovatif, dirancang untuk meningkatkan kemampuan manuver. Meski belum ada informasi resmi mengenai adanya korban atau apakah kapal itu membawa bahan bakar nuklir saat insiden terjadi, beberapa ahli menduga kapal tersebut mungkin berisiko menimbulkan masalah radiasi. Belum ada laporan mengenai pelepasan radiasi di area tersebut, tetapi ketidakpastian ini menambah kekhawatiran.

Thomas Shugart, mantan perwira kapal selam AS, adalah salah satu yang pertama kali mencurigai adanya insiden ini setelah menganalisis aktivitas aneh di galangan kapal. Dia mencatat bahwa insiden serupa di AS akan ditangani dengan transparansi yang lebih besar, mencerminkan perbedaan mendasar dalam budaya pertahanan kedua negara.

Sementara itu, insiden ini muncul bersamaan dengan peluncuran rudal balistik antarbenua oleh China, yang dianggap sebagai tes penting setelah beberapa dekade. Dengan tujuan meningkatkan armada kapal selamnya dari 48 menjadi 80 unit pada tahun 2035, China berisiko mengalami penundaan signifikan akibat insiden ini, yang dapat memperlambat ambisi mereka di Laut China Selatan, wilayah yang sangat strategis untuk perdagangan internasional.

Ke depan, pengembangan dan pengawasan yang lebih baik terhadap angkatan laut China menjadi kian mendesak. Dengan ketegangan yang meningkat antara AS dan China, insiden ini dapat menjadi indikator tantangan yang dihadapi Beijing dalam mencapai dominasi militer maritim di kawasan.

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pemimpin Senior Hizbullah Hashem Safieddine Hilang Pasca Serangan Udara Israel

6 October 2024 - 19:20 WIB

Ramalan Asing Terkait Kepemimpinan Prabowo: Stabilitas Ekonomi dan Tantangan Fiskal

6 October 2024 - 19:09 WIB

Israel Hancurkan Pangkalan Minyak Prancis Usai Macron Tolak Serangan ke Lebanon, Ketegangan Memuncak

6 October 2024 - 17:15 WIB

Bagnaia Juara MotoGP Jepang 2024, Jorge Martin Urutan Kedua, dan disusul Marquez pada Urutan Ketiga

6 October 2024 - 14:57 WIB

Indonesia Naik Kelas di Indeks Inovasi Global, Meningkatkan Posisi di Antara Negara Paling Inovatif

5 October 2024 - 18:11 WIB

Media Asing Soroti Reformasi Jokowi dan Modal Prabowo Bawa Indonesia Lepas dari Jebakan Kelas Menengah

5 October 2024 - 17:53 WIB

Trending di Internasional