Menu

Mode Gelap
Pemerintah Siapkan Regulasi untuk Status Pengemudi Ojek Online, Tunggu Persetujuan Menteri Baru Prabowo Subianto dan Anwar Ibrahim Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan Bilateral Indonesia-Malaysia China Sebut Indonesia dalam Peringatan Terhadap Barat di Tengah Ketegangan Perang Rusia-Ukraina Erick Thohir Pastikan Misa Paus Fransiskus di GBK Tak Ganggu Persiapan Timnas untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026 Sri Mulyani Ungkap Usulan Kenaikan Anggaran Kementerian dan Lembaga pada RAPBN 2025

Teknologi · 20 Apr 2024 21:54 WIB ·

Telegram Saingi Whatsapp, Pengguna Capai 1 Miliar


 Telegram Saingi Whatsapp, Pengguna Capai 1 Miliar Perbesar

Suaraindo.com – Aplikasi pesan singkat Telegram diperkirakan akan mencapai tonggak penting dengan mengumpulkan 1 miliar pengguna aktif bulanan dalam waktu dekat, menurut pendirinya, Pavel Durov. Dalam perbandingan, WhatsApp telah mencatat lebih dari 2 miliar pengguna aktif bulanan hingga akhir tahun 2023.

Berbasis di Dubai, Telegram didirikan oleh pengusaha asal Rusia, Pavel Durov, yang meninggalkan Rusia pada tahun 2014 setelah menolak tuntutan untuk memblokir suara komunitas oposisi di platform media sosial VK. “Pengguna aktif bulanan kami akan tembus 1 miliar pada tahun ini,” ujar Durov, dikutip dari Reuters pada Kamis (18/4/2024). Ia menambahkan, “Telegram telah menyebar luas seperti kebakaran hutan.”

Durov juga menyebutkan bahwa ia telah mendapat tekanan dari beberapa negara untuk membatasi pertukaran informasi tertentu, namun ia menegaskan bahwa Telegram akan terus menjadi platform netral yang tidak terlibat dalam konflik geopolitik. Hal ini meningkatkan daya tarik platform tersebut secara global.

Menurut laporan Financial Times pada Maret lalu, Telegram berpotensi melantai di bursa AS setelah mencatat keuntungan. Saat Rusia menginvasi Ukraina pada 2022, Telegram dianggap sebagai sumber informasi yang tidak menyaring konten-konten di dalamnya, meskipun banyak juga konten bermuatan disinformasi yang tersebar.

Durov menjamin bahwa sistem enkripsi pada Telegram akan melindungi pertukaran informasi di dalamnya dari intervensi pemerintah. “Saya lebih baik bebas ketimbang tunduk pada perintah siapa pun,” kata Durov. Ia juga mengkritik FBI yang pernah mencoba merekrut engineer Telegram untuk membobol backdoor platform tersebut, dan menyebut tekanan kebebasan perbedapat juga datang dari rival seperti Apple dan Alphabet, yang dapat menyensor dan mengakses informasi di smartphone.

Durov memilih Dubai sebagai basis karena negara tersebut dianggap netral dan bersahabat dengan semua pihak, memungkinkannya untuk menjalankan perusahaan netral tanpa afiliasi dengan pemerintahan superpower.

Artikel ini telah dibaca 50 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Penggabungan Angkasa Pura I, II, dan Indonesia: Pembentukan PT Angkasa Pura Nusantara

24 July 2024 - 19:48 WIB

Pertamina dan Toyota Kolaborasi Uji Coba Bioethanol dari Sorgum di GIIAS 2024

24 July 2024 - 19:34 WIB

Telkom Luncurkan Platform IoT Antares untuk Energi Berkelanjutan di Industri Manufaktur

21 July 2024 - 17:01 WIB

Kereta Api Tanpa Rel Dijadwalkan Tiba di Ibu Kota Nusantara (IKN) Pada Akhir Juli 2024

13 July 2024 - 23:25 WIB

Kepala Staf TNI Angkatan Laut Resmikan 2 Kapal Perang Indonesia Buatan Dalam Negeri

12 July 2024 - 19:17 WIB

Apple Perkenalkan Platform AI Baru ‘Apple Intelligence’ Bersama ChatGPT

11 June 2024 - 19:16 WIB

Trending di Teknologi