Menu

Mode Gelap
Kejagung Sita Uang Rp 1,4 Triliun dari Kasus Korupsi Duta Palma KPK Gelar Lelang Mobil Sitaan Koruptor, Dari Avanza hingga Land Cruiser Tiket Pertandingan Timnas Indonesia di AFF 2024 Dijual, Mulai Rp125.000 Hendra Setiawan Umumkan Pensiun di Indonesia Masters 2025 Prabowo: Kinerja Kabinet Terus Meningkat Berkat Retret di Magelang

Teknologi · 20 Apr 2024 21:54 WIB ·

Telegram Saingi Whatsapp, Pengguna Capai 1 Miliar


 Telegram Saingi Whatsapp, Pengguna Capai 1 Miliar Perbesar

Suaraindo.com – Aplikasi pesan singkat Telegram diperkirakan akan mencapai tonggak penting dengan mengumpulkan 1 miliar pengguna aktif bulanan dalam waktu dekat, menurut pendirinya, Pavel Durov. Dalam perbandingan, WhatsApp telah mencatat lebih dari 2 miliar pengguna aktif bulanan hingga akhir tahun 2023.

Berbasis di Dubai, Telegram didirikan oleh pengusaha asal Rusia, Pavel Durov, yang meninggalkan Rusia pada tahun 2014 setelah menolak tuntutan untuk memblokir suara komunitas oposisi di platform media sosial VK. “Pengguna aktif bulanan kami akan tembus 1 miliar pada tahun ini,” ujar Durov, dikutip dari Reuters pada Kamis (18/4/2024). Ia menambahkan, “Telegram telah menyebar luas seperti kebakaran hutan.”

Durov juga menyebutkan bahwa ia telah mendapat tekanan dari beberapa negara untuk membatasi pertukaran informasi tertentu, namun ia menegaskan bahwa Telegram akan terus menjadi platform netral yang tidak terlibat dalam konflik geopolitik. Hal ini meningkatkan daya tarik platform tersebut secara global.

Menurut laporan Financial Times pada Maret lalu, Telegram berpotensi melantai di bursa AS setelah mencatat keuntungan. Saat Rusia menginvasi Ukraina pada 2022, Telegram dianggap sebagai sumber informasi yang tidak menyaring konten-konten di dalamnya, meskipun banyak juga konten bermuatan disinformasi yang tersebar.

Durov menjamin bahwa sistem enkripsi pada Telegram akan melindungi pertukaran informasi di dalamnya dari intervensi pemerintah. “Saya lebih baik bebas ketimbang tunduk pada perintah siapa pun,” kata Durov. Ia juga mengkritik FBI yang pernah mencoba merekrut engineer Telegram untuk membobol backdoor platform tersebut, dan menyebut tekanan kebebasan perbedapat juga datang dari rival seperti Apple dan Alphabet, yang dapat menyensor dan mengakses informasi di smartphone.

Durov memilih Dubai sebagai basis karena negara tersebut dianggap netral dan bersahabat dengan semua pihak, memungkinkannya untuk menjalankan perusahaan netral tanpa afiliasi dengan pemerintahan superpower.

Artikel ini telah dibaca 80 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

PLN Akan Lakukan Uji Coba PLTS IKN pada 22 Desember

3 December 2024 - 11:35 WIB

Alibaba Bangkit dengan QwQ, AI Pesaing OpenAI yang Membuat Amerika Waspada

1 December 2024 - 13:04 WIB

RI Tolak Proposal Rp 1,5 Triliun dari Apple, iPhone 16 Masih ‘Haram’ Masuk Indonesia

1 December 2024 - 13:03 WIB

Kominfo Desak X (Eks Twitter) Buka Kantor di Indonesia: Komitmen atas Konten Dipertanyakan

26 November 2024 - 08:57 WIB

Sukhoi Superjet 100 Milik Rusia Terbakar di Antalya

25 November 2024 - 12:00 WIB

iPhone 16 Belum Bisa Dijual di Indonesia, Menperin Tegaskan Status Ilegal

23 October 2024 - 23:06 WIB

Trending di Ekonomi