Menu

Mode Gelap
Pemerintah Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,2 – 5,8 Persen pada 2026 KPK Tegaskan Tetap Bisa Usut Korupsi di BUMN Lewat Surat Edaran Baru Indonesia dan Thailand Sepakat Desak Gencatan Senjata dan Akses Kemanusiaan untuk Gaza Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 4,87%, Mendagri: Lebih Baik dari AS dan Jepang Pemberangkatan Gelombang Pertama Selesai, 103 Ribu Jemaah Haji Indonesia Tiba di Madinah

Nasional · 14 Dec 2024 11:14 WIB ·

Tanggapi Wacana Presiden Prabowo, PDIP Tegaskan Pemilu Langsung Wujud Kedaulatan Rakyat


 Tanggapi Wacana Presiden Prabowo, PDIP Tegaskan Pemilu Langsung Wujud Kedaulatan Rakyat Perbesar

Suaraindo.com – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan menegaskan pentingnya kedaulatan rakyat melalui pemilihan umum langsung dalam memilih kepala daerah. Hal ini disampaikan Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif PDIP, Deddy Sitorus, sebagai respons terhadap usulan Presiden Prabowo Subianto agar pemilihan kepala daerah dikembalikan ke mekanisme DPRD.

“Kami menganut prinsip kedaulatan rakyat sebagai prinsip utama dalam pemilu. Vox populi, vox dei, suara rakyat adalah suara Tuhan, yang diwujudkan melalui pemilu langsung,” ujar Deddy dalam konferensi pers, Jumat (13/12) malam.

Terkait alasan tingginya biaya pilkada yang disebut Prabowo, Deddy menilai hal tersebut disebabkan oleh moral dan etika kontestan politik yang telah menyimpang. Ia menyebut elite politik sering kali menjadi sumber masalah dengan praktik politik uang.

“Jangan hanya menyalahkan rakyat soal biaya mahal. Karena yang menaburkan uang itu elite politik sendiri,” tegasnya.

Namun, Deddy mengatakan PDIP belum mengambil sikap resmi terhadap wacana Prabowo. Partai akan mempertimbangkan usulan revisi UU Pilkada dan mengkaji kelayakan pelaksanaan gagasan tersebut.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengkritik wacana ini dengan menyebutnya sebagai kemunduran demokrasi. Menurutnya, masalah tingginya biaya pilkada seharusnya menjadi evaluasi bagi partai politik.

“Fenomena politik uang yang masif bukan alasan mengembalikan pilkada ke DPRD. Sebaliknya, perlu perbaikan pada praktik politik agar tidak menggunakan cara-cara tidak elegan,” ujar Adi.

Adi juga menyoroti peran partai dalam memberlakukan mahar politik dan pembiayaan kampanye yang mahal. Ia mendorong adanya komitmen partai untuk melarang praktik politik uang dengan sanksi yang tegas.

“Partai harus membuat pakta integritas. Haram hukumnya mahar atau distribusi uang kepada masyarakat. Itulah akar dari tingginya biaya pilkada,” pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan wacana pemilihan kepala daerah melalui DPRD dalam pidatonya di acara perayaan HUT ke-60 Partai Golkar, Kamis (12/12). Menurutnya, sistem ini lebih efisien seperti yang diterapkan di negara-negara tetangga.

“Saya lihat negara-negara seperti Malaysia dan Singapura efisien. Sekali pilih anggota DPRD, ya DPRD itulah yang memilih gubernur atau bupati,” kata Prabowo. Ia juga menilai sistem tersebut dapat menekan pengeluaran negara untuk Pilkada.

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pemerintah Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,2 – 5,8 Persen pada 2026

20 May 2025 - 16:20 WIB

KPK Tegaskan Tetap Bisa Usut Korupsi di BUMN Lewat Surat Edaran Baru

20 May 2025 - 15:15 WIB

Indonesia dan Thailand Sepakat Desak Gencatan Senjata dan Akses Kemanusiaan untuk Gaza

20 May 2025 - 15:13 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 4,87%, Mendagri: Lebih Baik dari AS dan Jepang

19 May 2025 - 14:43 WIB

Pemberangkatan Gelombang Pertama Selesai, 103 Ribu Jemaah Haji Indonesia Tiba di Madinah

19 May 2025 - 14:41 WIB

25 Ribu Pengemudi Ojol Siap Nonaktifkan Aplikasi Selama 24 Jam Besok

19 May 2025 - 14:40 WIB

Trending di Ekonomi