Menu

Mode Gelap
KKP Kembangkan Kampung Nelayan Merah Putih, Targetkan Pemantauan Real-Time dari Jakarta Danantara Targetkan Pendapatan Rp 13 Triliun, Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen pada 2029 Presiden Prabowo Wacanakan Pelonggaran TKDN, Ekonom AS: Kebijakan yang Bagus untuk Dorong Ekonomi Pemerintah Andalkan Stimulus dan Belanja Negara Jaga Pertumbuhan Ekonomi 2025 Yusril: Penyelesaian Sengketa Empat Pulau Tunggu Kesepakatan Aceh dan Sumut

Nasional · 20 Apr 2024 21:58 WIB ·

Sri Mulyani Ungkap Alasan Nilai Tukar Rupiah Melemah


 Sri Mulyani Ungkap Alasan Nilai Tukar Rupiah Melemah Perbesar

Suaraindo.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati baru-baru ini memberikan tanggapan terkait pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang telah mencapai Rp 16.250 per dolar. Dalam pembicaraan yang berlangsung di Spring Meetings IMF-World Bank 2024, pada hari Jumat (19/4/2024), Sri Mulyani menyoroti dampak situasi global terhadap ekonomi Indonesia.

Menurutnya, meskipun penerimaan dari ekspor meningkat karena nilai tukar dolar yang menguat, impor akan menjadi lebih mahal, yang berpotensi menaikkan tingkat inflasi di Indonesia. “Pemerintah terus mengantisipasi dan waspada terhadap perkembangan ini. Saya yakin Indonesia akan tetap resilien dalam situasi ini,” ujarnya dalam postingan Instagramnya, @smindrawati.

Sri Mulyani menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi, baik dari sisi moneter maupun fiskal, dengan kerjasama erat antara pemerintah dan Bank Indonesia. “Dari sisi fiskal, kita memastikan APBN berperan menjadi shock absorber yang efektif dan kredibel,” lanjutnya.

Menteri Keuangan ini juga menyampaikan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat, di atas 5% untuk tahun ini, berdasarkan ketahanan ekonomi yang telah teruji selama pandemi. “Di tengah kondisi suku bunga dan inflasi global yang tinggi seperti saat ini, saya yakin ekonomi Indonesia akan tetap terjaga sesuai target, didukung oleh sisi ekspor yang kuat dan neraca perdagangan yang surplus,” pungkasnya.

Pelemahan rupiah yang mencatat penurunan sebesar 0,49% di hari Jumat dan total 2,08% secara mingguan, merupakan pelemahan terburuk sejak Juli 2020, saat pandemi Covid-19 berlangsung, menurut data dari Refinitiv.

Artikel ini telah dibaca 58 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

KKP Kembangkan Kampung Nelayan Merah Putih, Targetkan Pemantauan Real-Time dari Jakarta

17 June 2025 - 10:53 WIB

Danantara Targetkan Pendapatan Rp 13 Triliun, Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen pada 2029

17 June 2025 - 10:51 WIB

Presiden Prabowo Wacanakan Pelonggaran TKDN, Ekonom AS: Kebijakan yang Bagus untuk Dorong Ekonomi

17 June 2025 - 10:49 WIB

Pemerintah Andalkan Stimulus dan Belanja Negara Jaga Pertumbuhan Ekonomi 2025

16 June 2025 - 12:39 WIB

Yusril: Penyelesaian Sengketa Empat Pulau Tunggu Kesepakatan Aceh dan Sumut

16 June 2025 - 12:37 WIB

Presiden Prabowo Awali Kunjungan Kenegaraan di Singapura, Lanjut ke Rusia Pekan Ini

16 June 2025 - 12:35 WIB

Trending di Internasional