Suaraindo.com – Gaza, Nuseirat Refugee Camp – Serangan udara Israel yang menghantam sebuah sekolah yang dikelola oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Jalur Gaza, menewaskan enam staf PBB pada Rabu (12/9). Sekolah al-Jaouni, yang terletak di kamp pengungsi Nuseirat, telah beberapa kali menjadi sasaran serangan sejak konflik dimulai, dengan lebih dari 12.000 warga Palestina yang sebagian besar terdiri dari wanita dan anak-anak, berlindung di sana.
Serangan ini juga menewaskan 18 orang lainnya dan menyebabkan atap salah satu tempat penampungan runtuh, sehingga para korban terjebak di bawah reruntuhan. UNRWA menyatakan bahwa insiden ini adalah yang paling mematikan bagi staf mereka dalam satu serangan tunggal. Hingga kini, setidaknya 220 staf UNRWA telah kehilangan nyawa sejak konflik dimulai.
Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengutuk serangan ini dan menyebutnya sebagai “pelanggaran dramatis terhadap hukum humaniter internasional”. Dalam pernyataan yang diposting di media sosial, ia menegaskan bahwa situasi di Gaza “tidak dapat diterima”. Di sisi lain, militer Israel mengklaim bahwa sekolah tersebut digunakan oleh Hamas sebagai pusat komando dan kendali, sementara Hamas menyangkal tuduhan ini.
Philippe Lazzarini, Komisioner Jenderal UNRWA, mengungkapkan rasa frustrasinya dengan menyatakan bahwa staf kemanusiaan, fasilitas, dan operasi mereka telah diabaikan secara terang-terangan sejak awal perang. “Pembunuhan yang tak berujung dan tidak masuk akal, hari demi hari,” katanya.
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), juga menyerukan penghentian kekerasan di Gaza dan menekankan bahwa “pembantaian di Gaza harus dihentikan”. WHO baru-baru ini melakukan evakuasi medis terbesar dari Gaza, mengangkut 97 pasien yang sakit parah dan 155 pendamping ke Uni Emirat Arab untuk perawatan.
Serangan ini kembali memicu kecaman internasional terhadap Israel, yang telah berulang kali dituduh menyerang fasilitas sipil seperti sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah selama ofensifnya di Jalur Gaza. Lebih dari 41.000 warga Palestina telah tewas, dan lebih dari 95.000 lainnya terluka sejak serangan dimulai pada 7 Oktober.