Menu

Mode Gelap
Prabowo: Cadangan Pangan Indonesia Terbesar dalam Sejarah Danantara Siap Investasi Proyek Energi RI RI Bakal Susul Pendapatan Kamboja dan Vietnam Pemerintah Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,2 – 5,8 Persen pada 2026 KPK Tegaskan Tetap Bisa Usut Korupsi di BUMN Lewat Surat Edaran Baru

Internasional · 5 May 2024 09:37 WIB ·

Rusia Ambil Alih Pangkalan Militer AS di Afrika


 Rusia Ambil Alih Pangkalan Militer AS di Afrika Perbesar

Suaraindo.com – Militer Rusia telah mengambil alih pangkalan udara di Niger yang sebelumnya digunakan oleh pasukan Amerika Serikat. Hal ini terjadi setelah junta militer di Niger memerintahkan 1.000 tentara Amerika untuk meninggalkan negara tersebut. Tentara Amerika sebelumnya bertugas di Niger untuk melawan pemberontakan.

Di Pangkalan Udara 101 yang terletak di Niamey, pasukan Rusia dan Amerika tidak berbaur tetapi menggunakan area yang terpisah. Situasi ini memunculkan ketegangan karena kedekatan fisik kedua pasukan di tengah persaingan yang ketat antara Rusia dan AS, khususnya dalam konflik di Ukraina. “Situasinya tidak bagus tapi dalam jangka pendek bisa dikendalikan,” ungkap seorang pejabat pertahanan AS kepada Reuters pada Jumat (3/5/2024).

Pangkalan yang dibangun oleh AS di Niger telah beroperasi sejak tahun 2018 dengan biaya lebih dari $100 juta, digunakan untuk operasi drone yang menargetkan kelompok militan seperti ISIS dan Jama’at Nusrat al-Islam wal Muslimeen (JNIM), afiliasi Al Qaeda.

AS menyatakan kepada pejabat Niger bahwa pasukan Amerika tidak bisa berbagi pangkalan dengan militer Rusia, yang tidak diterima dengan baik oleh junta militer Niger. Seorang jenderal bintang dua AS juga telah dikirim ke Niger untuk mengatur penarikan pasukan secara profesional dan bertanggung jawab.

Belum ada keputusan final tentang masa depan pasukan AS di Niger, namun rencana sementara adalah untuk kembali ke markas Komando Afrika AS di Jerman.

Dengan beberapa kudeta di Afrika, AS dan sekutunya seperti Prancis telah diusir dari beberapa negara termasuk Chad, Mali, dan Burkina Faso, sementara negara-negara ini memperkuat hubungan mereka dengan Rusia yang dianggap sebagai sahabat tanpa beban kolonial.

Rusia telah mengirim pasukan bayaran dari Grup Wagner ke Mali untuk memerangi pemberontak jihad dan menunjukkan hubungan yang semakin dekat dengan beberapa negara Afrika. Situasi ini terjadi di tengah ketegangan antara Rusia dan AS yang memburuk karena dukungan Amerika kepada Ukraina dalam konflik yang telah berlangsung sejak 2022.

Artikel ini telah dibaca 25 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

RI Bakal Susul Pendapatan Kamboja dan Vietnam

21 May 2025 - 19:23 WIB

Indonesia dan Thailand Sepakat Desak Gencatan Senjata dan Akses Kemanusiaan untuk Gaza

20 May 2025 - 15:13 WIB

Pemberangkatan Gelombang Pertama Selesai, 103 Ribu Jemaah Haji Indonesia Tiba di Madinah

19 May 2025 - 14:41 WIB

Kunjungan Resmi Presiden Prabowo ke Thailand: Perkuat Kemitraan Strategis Indonesia–Thailand

18 May 2025 - 15:10 WIB

Diplomasi Budaya Indonesia Menggema di Festival Film Cannes 2025

18 May 2025 - 15:09 WIB

Indonesia Hadiri Pelantikan Paus Leo XIV: Delegasi Khusus Utusan Presiden Prabowo Tekankan Persaudaraan Global

17 May 2025 - 12:02 WIB

Trending di Internasional