Menu

Mode Gelap
Pagar Laut dan Reklamasi: Konflik Ekosistem vs Kepentingan Modal Ekstradisi Paulus Tannos: Harapan Baru dalam Perjuangan Melawan Korupsi 352 Sekolah Tutup, Bangkok di Peringkat Kota Tercemar Dunia Gekrafs Papua Pegunungan Rayakan HUT ke-6 dengan Dukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Amnesti Papua: Harapan Baru atau Sekadar Langkah Simbolis?

Ekonomi · 23 Jul 2024 20:46 WIB ·

Rupiah Menguat di Tengah Mundurnya Joe Biden dari Bursa Capres AS


 Rupiah Menguat di Tengah Mundurnya Joe Biden dari Bursa Capres AS Perbesar

Suaraindo.com – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bertepatan dengan keputusan Presiden AS Joe Biden untuk mundur dari pemilihan presiden AS pada November 2024. Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat tipis 0,03% di angka Rp16.210/US$ pada Selasa (23/7/2024). Meski penguatannya tipis, rupiah masih cenderung bergerak di atas level Rp16.200/US$ di awal perdagangan hari ini.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 08:53 WIB turun tipis 0,03% ke angka 104,28, lebih rendah dibandingkan posisi kemarin yang berada di angka 104,31.

Pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh keputusan Joe Biden yang mengumumkan mundur dari kampanye pencalonannya untuk periode kedua. Dalam surat yang diunggah di akun Instagram dan X pribadinya, Biden menyampaikan terima kasih kepada Wakil Presiden Kamala Harris dan semua pendukung yang telah bekerja keras untuk kampanye pemilihannya.

Biden juga menyatakan keyakinannya bahwa Amerika akan terus maju dan menghadapi tantangan dengan persatuan dan kerja sama.

“Meskipun merupakan niat saya untuk mencalonkan kembali, saya percaya adalah yang terbaik bagi partai saya dan negara ini jika saya mundur dan fokus sepenuhnya pada menjalankan tugas saya sebagai Presiden untuk sisa masa jabatan saya,” tulis Biden dalam suratnya pada Minggu (21/7/2024) waktu setempat.

Ekonom Bank Danamon, Hosiana Situmorang, menjelaskan bahwa mundurnya Biden dapat meningkatkan ketidakpastian terkait arah kebijakan perdagangan dan investasi di AS dan global. Ia juga menambahkan bahwa ketidakpastian juga akan besar karena adanya masa transisi presiden baru di Indonesia dari Joko Widodo ke Prabowo Subianto.

“Di tengah kondisi ketidakpastian global terkait AS dan Euro Area Election, di domestik lagi persiapan transisi Presiden Baru dan Pilkada,” ujarnya.

Artikel ini telah dibaca 34 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pagar Laut dan Reklamasi: Konflik Ekosistem vs Kepentingan Modal

24 January 2025 - 13:25 WIB

Ekstradisi Paulus Tannos: Harapan Baru dalam Perjuangan Melawan Korupsi

24 January 2025 - 13:23 WIB

352 Sekolah Tutup, Bangkok di Peringkat Kota Tercemar Dunia

24 January 2025 - 13:14 WIB

Gekrafs Papua Pegunungan Rayakan HUT ke-6 dengan Dukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

23 January 2025 - 16:35 WIB

Amnesti Papua: Harapan Baru atau Sekadar Langkah Simbolis?

23 January 2025 - 16:34 WIB

Pengamat HAM Dukung Juha Christensen Jadi Mediator Konflik Papua: Momentum Perdamaian Baru

23 January 2025 - 16:32 WIB

Trending di Internasional