Suaraindo.com – Sebuah serangan drone menargetkan kediaman Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Caesarea, Israel, pada Sabtu (19/10/2024). Serangan tersebut terjadi di tengah meningkatnya konflik dengan kelompok milisi Gaza, Hamas, dan kelompok bersenjata Hizbullah dari Lebanon, yang mendapat dukungan dari Iran. Menurut juru bicara Netanyahu, perdana menteri tidak terluka dalam insiden itu, dan serangan tidak menimbulkan korban jiwa.
Militer Israel mengonfirmasi bahwa drone tersebut diluncurkan dari Lebanon dan menghantam sebuah bangunan, meskipun jenis bangunan yang terkena tidak disebutkan. Selain itu, dua drone lainnya yang memasuki wilayah Israel berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara negara tersebut. Sejauh ini, tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Israel belakangan ini sering mengalami serangan dari Hizbullah, termasuk serangan yang menargetkan pangkalan militer dan menewaskan empat personel. Sistem pertahanan Iron Dome yang dimiliki Israel lebih dioptimalkan untuk mencegat roket dan rudal, sehingga kurang efektif dalam menangkal drone yang terbang rendah.
Serangan ini merupakan bagian dari ketegangan yang meningkat sejak konflik antara Israel dan Hamas pecah pada 7 Oktober tahun lalu. Dalam konflik ini, Israel telah melancarkan serangan besar-besaran ke Gaza, yang menyebabkan hampir 42 ribu warga sipil tewas. Aksi Israel tersebut kemudian menarik Hizbullah untuk terlibat dalam serangan terhadap Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza.
Ketegangan di kawasan meningkat sejak September, dengan intensitas serangan antara Israel dan Hizbullah semakin tinggi. Hal ini menambah ketidakstabilan di wilayah tersebut dan meningkatkan risiko eskalasi lebih lanjut di tengah konflik yang sudah berlangsung lama.