Suaraindo.com – Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, menyatakan bahwa Indonesia menargetkan peningkatan rasio pendapatan negara hingga menyamai level Kamboja dan Vietnam dalam empat tahun ke depan.
Saat ini, rasio pendapatan Indonesia berada di angka 12 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara itu, Kamboja dan Vietnam masing-masing telah mencapai 18 persen dan 23 persen.
“Kami didorong oleh Bank Dunia yang menyampaikan bahwa tidak ada alasan bagi Indonesia untuk tidak bisa mengejar capaian seperti Kamboja dan Vietnam,” ujar Hashim dalam acara DBS Asian Insights Conference di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (21/5/2025).
Menurutnya, jika Indonesia berhasil mencapai rasio pendapatan seperti Kamboja, maka negara ini akan mampu menambah pemasukan hingga 6 persen dari PDB, atau sekitar 90 miliar dollar AS per tahun. Dengan begitu, GDP Indonesia berpotensi mencapai Rp 23.000 triliun atau setara 1,5 triliun dollar AS.
Hashim menambahkan, tambahan pendapatan tersebut akan membuka ruang fiskal yang signifikan untuk membiayai berbagai program strategis pemerintah. Salah satu contohnya adalah program Makan Bergizi Gratis yang disebut membutuhkan anggaran Rp 300-400 triliun per tahun.
“Jika target tercapai, kita bisa menghasilkan surplus mendekati Rp 900 triliun per tahun. Dan itu hanya untuk menyamai level Kamboja,” ucapnya.
Meski menargetkan peningkatan pendapatan negara, Hashim menegaskan bahwa pemerintah tidak akan serta-merta menaikkan rasio pajak. Bahkan, ia menyebutkan bahwa telah ada pembahasan untuk menurunkan rasio pajak agar lebih sejalan dengan praktik di negara seperti Singapura.