Menu

Mode Gelap
Pemimpin Senior Hizbullah Hashem Safieddine Hilang Pasca Serangan Udara Israel Ramalan Asing Terkait Kepemimpinan Prabowo: Stabilitas Ekonomi dan Tantangan Fiskal Rusdi Kirana Fokus di MPR, Ini Dampaknya bagi Lion Air KKP Dukung Indonesia Emas 2045: Kampanye Protein Ikan di Yogyakarta untuk Generasi Sehat dan Tangguh BPJPH Tegaskan Tidak Ada Perbedaan Kriteria Sertifikat Halal antara Jalur Self-Declare dan Reguler

Ekonomi · 11 Sep 2024 19:14 WIB ·

RAPBN 2025 Siap Disahkan, Ada Perubahan Alokasi Anggaran K/L dan Non K/L


 RAPBN 2025 Siap Disahkan, Ada Perubahan Alokasi Anggaran K/L dan Non K/L Perbesar

Suaraindo.com – Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 akan segera disahkan menjadi APBN pekan depan. Wakil Menteri Keuangan II, Thomas Djiwandono, mengungkapkan bahwa RAPBN 2025 akan ditetapkan oleh DPR pada minggu depan.

“Mudah-mudahan akan diketok oleh DPR di minggu depan,” kata Thomas di Kantor Pusat Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (11/9/2024).

Dalam pembahasan terakhir dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR pada Selasa (10/9/2024), terjadi sedikit perubahan pada RAPBN 2025 dari rancangan semula. Perubahan ini terutama terkait dengan peningkatan alokasi anggaran belanja kementerian atau lembaga (K/L), yang diiringi dengan penyusutan anggaran belanja non K/L.

Meski ada perubahan dalam alokasi anggaran, defisit anggaran tetap dijaga sesuai dengan rancangan awal, yaitu sebesar Rp 616,2 triliun atau setara 2,53% dari produk domestik bruto (PDB). Pendapatan negara ditargetkan sebesar Rp 3.005,13 triliun, sementara belanja negara telah disepakati sebesar Rp 3.621,31 triliun.

Pendapatan negara terdiri dari penerimaan perpajakan yang ditargetkan terkumpul sebesar Rp 2.490,91 triliun, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 513,64 triliun. Sementara itu, belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp 2.701,44 triliun, dan transfer ke daerah sebesar Rp 919,87 triliun.

Peningkatan belanja K/L yang menjadi Rp 1.160,08 triliun, dari postur sementara Rp 1.094,65 triliun, terjadi setelah Presiden Terpilih Prabowo Subianto mengadakan pertemuan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono pada Senin (9/9/2024). Sebagai akibatnya, belanja non K/L berkurang menjadi Rp 1.541,35 triliun dari sebelumnya Rp 1.606,78 triliun.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata, menjelaskan bahwa meskipun ada peningkatan signifikan dalam belanja K/L, hal ini tidak akan mengubah defisit anggaran. Perubahan ini hanya menggeser pos alokasi anggaran dari belanja non K/L ke belanja K/L.

“Jadi ada peningkatan signifikan, dengan sendirinya belanja non K/L dari Rp 1.606,8 triliun jadi Rp 1.541,4 triliun,” kata Isa, menambahkan bahwa pengelolaan belanja lainnya berkurang karena sebagian sudah digeser ke belanja K/L.

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Ramalan Asing Terkait Kepemimpinan Prabowo: Stabilitas Ekonomi dan Tantangan Fiskal

6 October 2024 - 19:09 WIB

Rusdi Kirana Fokus di MPR, Ini Dampaknya bagi Lion Air

6 October 2024 - 19:07 WIB

KKP Dukung Indonesia Emas 2045: Kampanye Protein Ikan di Yogyakarta untuk Generasi Sehat dan Tangguh

6 October 2024 - 18:56 WIB

BPJPH Tegaskan Tidak Ada Perbedaan Kriteria Sertifikat Halal antara Jalur Self-Declare dan Reguler

6 October 2024 - 17:17 WIB

Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Lancar, Dirjen IKP: Ini Akan Dicatat dalam Sejarah

6 October 2024 - 17:07 WIB

Penulis Terkenal Robert Kiyosaki Bicara Kiamat Finansial, Rekomendasikan Beli 3 Aset Ini

6 October 2024 - 11:21 WIB

Trending di Ekonomi