Suaraindo.com – Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya pengelolaan air yang efektif dalam pembukaan World Water Forum ke-10 yang berlangsung di Bali dari 18 hingga 25 Mei 2024. Beliau mengungkapkan bahwa masalah kelebihan atau kekurangan air bisa menjadi ancaman global yang serius. “Too much water maupun too little water, keduanya dapat menjadi masalah bagi dunia,” ujar Presiden saat membuka Pertemuan Tingkat Tinggi forum tersebut pada Senin (20/5/2024).
Forum ini menjadi penting karena untuk pertama kalinya sejak dilaksanakannya, isu-isu kritis terkait air dibahas di forum tingkat kepala negara. Presiden Joko Widodo menginformasikan bahwa dalam dekade terakhir, Indonesia telah meningkatkan infrastruktur airnya, termasuk pembangunan 42 bendungan baru, perluasan jaringan irigasi hingga 1,18 juta hektare, serta pembangunan 2.156 km fasilitas pengendalian banjir dan pengamanan pantai. Beliau juga menyebutkan tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Cirata, yang merupakan yang terbesar di Asia Tenggara.
Dalam forum ini, Presiden Jokowi menegaskan pentingnya revitalisasi aksi dan komitmen bersama untuk manajemen sumber daya air yang terintegrasi. Indonesia mengadvokasi tiga hal utama: mempromosikan solidaritas dan inklusivitas dalam mencari solusi bersama, terutama untuk negara-negara pulau kecil dan yang kekurangan air; penguatan hydro-diplomacy untuk kolaborasi yang konkret dan inovatif; serta memperkuat kepemimpinan politik dalam kerja sama air internasional.
Selain itu, Presiden mengumumkan empat inisiatif yang Indonesia dorong dalam forum ini, termasuk penetapan World Lake Day, pendirian Center of Excellence di Asia Pasifik, peningkatan tata kelola air berkelanjutan untuk negara pulau kecil, dan penggalangan dukungan untuk proyek-proyek pengelolaan air. “Air bukan sekedar produk alam, tapi merupakan produk kolaborasi yang mempersatukan kita sehingga butuh upaya bersama untuk menjaganya,” tutup Joko Widodo.