Suaraindo.com – Di tengah prediksi Elon Musk yang mengatakan kecerdasan umum buatan (AGI) mungkin muncul dalam dua tahun mendatang, CEO Baidu, Robin Li, memberikan pandangan yang lebih konservatif tentang perkembangan AGI. Dalam konferensi VivaTech di Paris, yang dilansir oleh CNBC Internasional pada Sabtu (25/5/2024), Li menyatakan bahwa kemunculan AGI masih jauh di masa depan. “AGI masih beberapa tahun lagi. Saat ini, banyak orang berbicara tentang AGI, (dan) mereka mengatakan, ‘mungkin dua tahun lagi, mungkin lima tahun lagi’. Saya pikir (itu) masih lebih dari 10 tahun lagi,” kata Li.
Li juga menyoroti perbedaan besar antara kemampuan AI saat ini dengan tingkat kecerdasan manusia, mengungkapkan keraguan tentang cepatnya perkembangan teknologi AI. “Kalau definisi AGI itu komputer atau AI bisa secerdas manusia kan? Atau terkadang lebih pintar. Tapi kami ingin AI secerdas manusia. Dan model paling canggih saat ini jauh dari itu. Dan bagaimana cara mencapai tingkat kecerdasan tersebut? Kami tidak tahu,” jelasnya.
Mengenai laju pengembangan AI, Li mengutarakan kekhawatirannya bahwa teknologi ini berkembang terlalu lambat. “Ketakutan (saya) adalah bahwa teknologi AI tidak berkembang cukup cepat. Semua orang terkejut betapa pesatnya perkembangan teknologi dalam beberapa tahun terakhir. Tapi bagi saya itu masih belum cukup cepat. Ini terlalu lambat,” tambahnya.
CEO Baidu itu juga menyoroti belum adanya aplikasi AI yang benar-benar revolusioner. “Saat ini, di era seluler, Anda memiliki aplikasi seperti Instagram, YouTube, TikTok. Pengguna aktif hariannya berkisar antara 100 juta hingga satu miliar pengguna, bukan? Dan untuk aplikasi asli AI, kami belum melihatnya. Kami tidak melihatnya di AS. Kami tidak melihatnya di Tiongkok. Kami tidak melihatnya di Eropa,” ungkap Li. Dia menutup dengan pertanyaan tentang apa bentuk aplikasi asli AI yang akan sukses di masa depan.