Menu

Mode Gelap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 4,87%, Mendagri: Lebih Baik dari AS dan Jepang Pemberangkatan Gelombang Pertama Selesai, 103 Ribu Jemaah Haji Indonesia Tiba di Madinah 25 Ribu Pengemudi Ojol Siap Nonaktifkan Aplikasi Selama 24 Jam Besok Kunjungan Resmi Presiden Prabowo ke Thailand: Perkuat Kemitraan Strategis Indonesia–Thailand Diplomasi Budaya Indonesia Menggema di Festival Film Cannes 2025

Internasional · 14 Apr 2025 10:02 WIB ·

Prabowo Tegaskan Evakuasi 1.000 Warga Gaza Hanya Bersifat Sementara, Bukan Relokasi Permanen


 Prabowo Tegaskan Evakuasi 1.000 Warga Gaza Hanya Bersifat Sementara, Bukan Relokasi Permanen Perbesar

Suaraindo.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa rencana evakuasi 1.000 warga Palestina dari Jalur Gaza ke Indonesia bukanlah bentuk relokasi permanen, melainkan sebuah aksi kemanusiaan bersifat sementara. Hal ini disampaikan Prabowo dalam sejumlah pernyataan resmi dan diplomasi internasional selama lawatan kenegaraannya ke lima negara di Timur Tengah: Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania.

“Tidak, tidak, tidak. Kita ini untuk membantu,” ujar Prabowo saat menghadiri Antalya Diplomacy Forum di Turki, Jumat (11/4). Ia menegaskan bahwa evakuasi hanya bersifat sementara demi pemulihan fisik dan mental para korban konflik, dan mereka akan dikembalikan ke tanah kelahiran mereka di Gaza jika situasi sudah memungkinkan.

Presiden ke-8 RI itu menyampaikan bahwa Indonesia siap menerima para korban luka-luka, anak-anak yatim piatu, dan warga yang mengalami trauma perang dalam gelombang evakuasi pertama. “Kami siap kirim pesawat-pesawat untuk angkut mereka. Perkiraannya, 1.000 orang pada tahap awal,” ungkapnya di Lanud Halim Perdanakusuma sebelum keberangkatan ke Timur Tengah.

Rencana ini lahir sebagai respons atas permintaan komunitas internasional dan sebagai refleksi dari konsistensi Indonesia dalam mendukung perjuangan Palestina. Prabowo menekankan bahwa rencana tersebut saat ini masih dikonsultasikan dengan para pemimpin Palestina dan sejumlah negara di kawasan Timur Tengah.

“Kami tidak ingin memindahkan mereka dari tanah kelahirannya. Ini murni upaya penyelamatan kemanusiaan. Saat mereka pulih dan Gaza telah memungkinkan, mereka akan kembali ke rumah mereka,” lanjut Prabowo.

Langkah ini juga telah diiringi dengan pengiriman berbagai bantuan kemanusiaan oleh pemerintah Indonesia, termasuk makanan, obat-obatan, alat kesehatan, dan air bersih yang disalurkan melalui Mesir dan Yordania. Kapal rumah sakit KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat kini bersandar di El Arish, Mesir, dan telah menurunkan tenaga medis TNI untuk bertugas di rumah sakit lapangan dan rumah sakit terapung Uni Emirat Arab di sekitar wilayah Gaza.

Dukungan terhadap langkah Prabowo mengalir dari berbagai tokoh. Pengamat Timur Tengah dari Sabang Merauke Circle, Dr. Hilmy Bakar Almascaty, menyebut langkah ini sebagai “revolusioner dan strategis,” bahkan mengaitkannya dengan sejarah langkah serupa oleh Dato’ Sri Anwar Ibrahim dalam konflik Afghanistan. “Indonesia akan menjadi pemimpin dunia Islam yang sejati. Prabowo memposisikan Indonesia sebagai negara yang tidak hanya bersuara, tapi juga bertindak,” ujar Hilmy.

Senada, tokoh muda Islam Arief Rosyid Hasan menyebut inisiatif ini mencerminkan wajah Indonesia yang humanis dan berjiwa besar. “Ini bukan soal politik, ini soal nilai dasar kemanusiaan. Saatnya seluruh elemen bangsa mendukung penuh,” ujarnya.

Chairman Rabu Hijrah, Phirman Rezha, juga menilai bahwa langkah ini memperkuat posisi Indonesia di panggung global sebagai negara yang konsisten memperjuangkan keadilan dan perdamaian. “Evakuasi ini bukan pengosongan wilayah, melainkan penyelamatan nyawa warga sipil dari zona konflik,” tegasnya.

Di sisi kebijakan luar negeri, pengamat global dari GREAT Institute, Dr. Teguh Santosa, menyatakan bahwa diplomasi Prabowo mengusung semangat politik bebas aktif dan peaceful co-existence. Menurutnya, langkah ini dapat membebaskan Indonesia dari ketergantungan politik-ekonomi negara adidaya dan memperluas pengaruh positif di kawasan.

“Komunikasi intens Prabowo dengan para pemimpin Timur Tengah menciptakan ketidaktergantungan, dan ini penting agar Indonesia tetap bisa memainkan peran strategis global secara mandiri,” ujar Teguh.

Secara teknis, pelaksanaan evakuasi menunggu persetujuan dari semua pihak terkait. Kementerian Luar Negeri RI telah menyatakan kesiapannya untuk berkoordinasi lintas kementerian dan lembaga guna mempersiapkan keberangkatan hingga kepulangan para korban. “Keberadaan mereka di Indonesia semata untuk pemulihan, dan tidak melanggar hukum internasional terkait perubahan demografi,” jelas Menlu Sugiono.

Rencana ini juga diharapkan menjadi titik tolak diplomasi kemanusiaan Indonesia yang berkelanjutan, serta memperkuat komitmen terhadap solusi dua negara dalam penyelesaian konflik Palestina–Israel.

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 4,87%, Mendagri: Lebih Baik dari AS dan Jepang

19 May 2025 - 14:43 WIB

Pemberangkatan Gelombang Pertama Selesai, 103 Ribu Jemaah Haji Indonesia Tiba di Madinah

19 May 2025 - 14:41 WIB

25 Ribu Pengemudi Ojol Siap Nonaktifkan Aplikasi Selama 24 Jam Besok

19 May 2025 - 14:40 WIB

Kunjungan Resmi Presiden Prabowo ke Thailand: Perkuat Kemitraan Strategis Indonesia–Thailand

18 May 2025 - 15:10 WIB

Diplomasi Budaya Indonesia Menggema di Festival Film Cannes 2025

18 May 2025 - 15:09 WIB

Kebakaran Besar di Pabrik Karet Padang, Aparat Amankan Lokasi dan Bantu Evakuasi

18 May 2025 - 15:06 WIB

Trending di Bencana Alam