Suaraindo.com – Presiden terpilih Prabowo Subianto menyatakan komitmennya untuk menghapus utang para petani dan masyarakat kecil yang selama ini terjerat di perbankan. Menurutnya, beban utang yang telah berlangsung lama ini telah menjadi penghalang bagi petani untuk memperoleh pembiayaan yang layak.
Akibat dari utang lama yang belum terselesaikan, banyak petani kesulitan mengakses pinjaman baru dari bank. Sebagai jalan keluar, mereka pun terpaksa mencari dana ke sumber-sumber tidak resmi seperti rentenir dan pinjaman online (pinjol) dengan bunga tinggi.
“Utang-utang kecil milik rakyat yang seharusnya sudah dihapus oleh bank, masih saja ditagih. Jutaan petani akhirnya tak bisa pinjam lagi, terpaksa ke rentenir atau pinjol,” kata Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna, Senin (5/5).
Ia juga menyoroti betapa mencekiknya bunga dari pinjaman informal tersebut. “Pinjol dan rentenir bunganya gila, harian,” ujarnya.
Meski berniat menghapus utang tersebut, Prabowo menegaskan kebijakan ini tetap akan mempertimbangkan stabilitas anggaran negara. “Kita harus tetap disiplin, menjaga agar defisit APBN tidak melebihi 2,5 persen dari PDB,” jelasnya.
Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo, menambahkan bahwa sekitar 6 juta petani dan nelayan saat ini masih terbebani utang lama ke perbankan, dengan jumlah pinjaman berkisar antara Rp10 juta hingga Rp20 juta. Pinjaman ini berasal dari masa krisis, seperti saat krisis moneter 1998 dan krisis ekonomi 2008.
Menurut Hashim, meskipun utang-utang tersebut sudah dihapusbukukan dan diganti oleh asuransi bank, hak tagih dari pihak bank belum sepenuhnya dihapus, sehingga petani dan nelayan tetap tidak bisa mengakses kredit perbankan.
“Karena tidak bisa pinjam dari bank, mereka akhirnya meminjam ke rentenir dan pinjol. Saya sendiri baru tahu soal pinjol enam bulan lalu. Tapi saya bilang ke Prabowo, ini harus diubah. Dan beliau sepakat,” ungkap Hashim pada akhir 2024 lalu.