Menu

Mode Gelap
Pemerintah Pastikan Perlindungan WNI di Tengah Konflik Iran dan Israel, Evakuasi Siaga Realisasi MBG Tembus Rp 4,4 Triliun Pemerintah Siapkan Tambahan Rp 100 Triliun untuk Genjot Program Hingga 82,9 Juta Penerima Presiden Prabowo tetapkan empat pulau sebagai wilayah Aceh, penyelesaian polemik dituntaskan berdasarkan bukti hukum KKP Kembangkan Kampung Nelayan Merah Putih, Targetkan Pemantauan Real-Time dari Jakarta Danantara Targetkan Pendapatan Rp 13 Triliun, Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen pada 2029

Ekonomi · 6 May 2025 15:17 WIB ·

Prabowo Siap Hapus Utang Petani untuk Putus Rantai Ketergantungan pada Rentenir dan Pinjol


 Prabowo Siap Hapus Utang Petani untuk Putus Rantai Ketergantungan pada Rentenir dan Pinjol Perbesar

Suaraindo.com – Presiden terpilih Prabowo Subianto menyatakan komitmennya untuk menghapus utang para petani dan masyarakat kecil yang selama ini terjerat di perbankan. Menurutnya, beban utang yang telah berlangsung lama ini telah menjadi penghalang bagi petani untuk memperoleh pembiayaan yang layak.

Akibat dari utang lama yang belum terselesaikan, banyak petani kesulitan mengakses pinjaman baru dari bank. Sebagai jalan keluar, mereka pun terpaksa mencari dana ke sumber-sumber tidak resmi seperti rentenir dan pinjaman online (pinjol) dengan bunga tinggi.

“Utang-utang kecil milik rakyat yang seharusnya sudah dihapus oleh bank, masih saja ditagih. Jutaan petani akhirnya tak bisa pinjam lagi, terpaksa ke rentenir atau pinjol,” kata Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna, Senin (5/5).

Ia juga menyoroti betapa mencekiknya bunga dari pinjaman informal tersebut. “Pinjol dan rentenir bunganya gila, harian,” ujarnya.

Meski berniat menghapus utang tersebut, Prabowo menegaskan kebijakan ini tetap akan mempertimbangkan stabilitas anggaran negara. “Kita harus tetap disiplin, menjaga agar defisit APBN tidak melebihi 2,5 persen dari PDB,” jelasnya.

Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo, menambahkan bahwa sekitar 6 juta petani dan nelayan saat ini masih terbebani utang lama ke perbankan, dengan jumlah pinjaman berkisar antara Rp10 juta hingga Rp20 juta. Pinjaman ini berasal dari masa krisis, seperti saat krisis moneter 1998 dan krisis ekonomi 2008.

Menurut Hashim, meskipun utang-utang tersebut sudah dihapusbukukan dan diganti oleh asuransi bank, hak tagih dari pihak bank belum sepenuhnya dihapus, sehingga petani dan nelayan tetap tidak bisa mengakses kredit perbankan.

“Karena tidak bisa pinjam dari bank, mereka akhirnya meminjam ke rentenir dan pinjol. Saya sendiri baru tahu soal pinjol enam bulan lalu. Tapi saya bilang ke Prabowo, ini harus diubah. Dan beliau sepakat,” ungkap Hashim pada akhir 2024 lalu.

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pemerintah Pastikan Perlindungan WNI di Tengah Konflik Iran dan Israel, Evakuasi Siaga

18 June 2025 - 12:40 WIB

Realisasi MBG Tembus Rp 4,4 Triliun Pemerintah Siapkan Tambahan Rp 100 Triliun untuk Genjot Program Hingga 82,9 Juta Penerima

18 June 2025 - 12:38 WIB

Presiden Prabowo tetapkan empat pulau sebagai wilayah Aceh, penyelesaian polemik dituntaskan berdasarkan bukti hukum

18 June 2025 - 12:36 WIB

KKP Kembangkan Kampung Nelayan Merah Putih, Targetkan Pemantauan Real-Time dari Jakarta

17 June 2025 - 10:53 WIB

Danantara Targetkan Pendapatan Rp 13 Triliun, Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen pada 2029

17 June 2025 - 10:51 WIB

Presiden Prabowo Wacanakan Pelonggaran TKDN, Ekonom AS: Kebijakan yang Bagus untuk Dorong Ekonomi

17 June 2025 - 10:49 WIB

Trending di Ekonomi