Suaraindo.com – Kepolisian Australia Barat menembak mati seorang remaja yang diduga sudah teradikalisasi setelah menyerang seorang pria di area parkir di Perth pada Sabtu (4/5/2024) malam.
Pihak kepolisian setempat menyatakan tidak ada ancaman lanjutan terhadap masyarakat setelah insiden tersebut. Remaja berusia 16 tahun itu diyakini melakukan tindakan tersebut sendirian di Willetton.
Komisaris Polisi Kolonel Blanch menyatakan meskipun insiden tersebut memiliki ciri-ciri terorisme, namun pihaknya belum bersedia untuk mengklasifikasikannya sebagai tindakan terorisme.
“Ini soal waktu,” kata Blanch. “Masih terlalu dini bagi saya untuk bertindak sekarang karena saya tidak mempunyai kekhawatiran mengenai jaringan yang lebih luas yang mungkin terlibat,” ujarnya, seperti yang diberitakan oleh Guardian.
Perdana Menteri Roger Cook mengungkapkan bahwa ada indikasi remaja 16 tahun tersebut telah terpengaruh paham radikal secara online.
Korban yang ditusuk, remaja berusia 18 tahun, berada dalam kondisi serius namun stabil di rumah sakit.
Pelaku, Robbie Mason, dilaporkan telah diusir dari rumahnya pada usia 10 tahun dan hidup sendiri.
Dia memiliki riwayat penggunaan heroin dan baru-baru ini mengikuti terapi penggantian opioid di rumah sakit St Vincent menggunakan hidromorfon, yang merupakan satu-satunya uji coba jenis terapi ini di Australia.
Menurut Blanch, kepolisian menerima panggilan pada Sabtu malam dari seseorang yang mengancam akan melakukan kekerasan.
Namun, panggilan tersebut ditutup tanpa memberikan informasi tentang nama atau lokasi pelaku.
Panggilan tersebut kemudian diikuti oleh peringatan lain kepada polisi tentang seseorang yang membawa pisau besar di area parkir.
Tiga petugas polisi segera merespons dan langsung dihadapkan oleh remaja tersebut yang membawa pisau besar.