Menu

Mode Gelap
Jokowi Bungkam soal Pemblokiran Anggaran IKN, Minta Ditanyakan ke Pemerintah Prabowo Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Sebut Kelalaian Pegawai Diduga Sebabkan Kebakaran di Kantornya BPJS Kesehatan Terapkan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) Mulai Juli 2025, Apa yang Berubah? Setelah Makan Berginzi Gratis, Terbitlah Cek Kesehatan Gratis Pemerintah Pastikan Gaji ke-13 dan 14 ASN Tidak Terdampak Efisiensi

Ekonomi · 10 Oct 2024 14:04 WIB ·

Pertumbuhan Ekonomi ASEAN 2024: Peluang dan Tantangan di Tengah Perang Dagang


 Pertumbuhan Ekonomi ASEAN 2024: Peluang dan Tantangan di Tengah Perang Dagang Perbesar

Suaraindo.com – Sepanjang tahun 2024, negara-negara ASEAN mengalami dinamika ekonomi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal. Proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh International Monetary Fund (IMF) memperkirakan Indonesia akan tumbuh sebesar 5%, menjadikannya salah satu negara dengan pertumbuhan yang stabil di ASEAN. Meski berada di peringkat keempat setelah Filipina, Vietnam, dan Myanmar, pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang solid, terutama di tengah tantangan global seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang berdampak pada ekonomi kawasan.

Di sisi lain, Vietnam dan Myanmar menunjukkan pertumbuhan yang lebih pesat dibandingkan Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Vietnam, yang rata-rata mencapai 11,3% per tahun, didorong oleh peningkatan sektor manufaktur dan perdagangan, terutama dengan negara-negara seperti Amerika Serikat. Myanmar, meskipun menghadapi krisis politik dan sosial, berhasil memanfaatkan sektor manufaktur dan infrastruktur untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonominya yang diproyeksikan mencapai 7,1% pada tahun 2024.

Namun, Indonesia menghadapi tantangan signifikan dalam meningkatkan PDB per kapita. Meski berada di posisi kelima di antara negara-negara ASEAN, Indonesia masih tertinggal dari negara-negara seperti Vietnam dalam hal pertumbuhan PDB per kapita, yang tumbuh lebih cepat. Jika Indonesia tidak memperbaiki efisiensi ekonominya dan menyelesaikan masalah ketimpangan distribusi kekayaan, negara ini terancam terperosok dalam perangkap negara berpendapatan menengah (middle income trap), seperti yang diperingatkan oleh Bank Dunia.

Selain itu, perlambatan ekonomi global, terutama di China, menambah tantangan bagi kawasan Asia Timur dan Pasifik. Pertumbuhan ekonomi China diproyeksikan menurun ke 4,3% pada tahun 2025, yang dapat mempengaruhi negara-negara tetangganya, termasuk Indonesia. Namun, peluang bagi Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya untuk memanfaatkan pergeseran rantai nilai global tetap ada, dengan ASEAN dipandang sebagai alternatif bisnis selain China.

Negara-negara ASEAN kini perlu memodernisasi perekonomian mereka untuk menghadapi perubahan teknologi dan perdagangan global. Menurut Bank Dunia, adopsi teknologi seperti kecerdasan buatan dan robot industri dapat menciptakan peluang bagi pekerja yang memiliki keterampilan, namun juga dapat menggeser pekerjaan bagi mereka yang keterampilannya terbatas. Di tengah perubahan ini, reformasi kebijakan dan investasi dalam keterampilan menjadi kunci untuk menjaga daya saing dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan ASEAN.

Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Jokowi Bungkam soal Pemblokiran Anggaran IKN, Minta Ditanyakan ke Pemerintah Prabowo

9 February 2025 - 13:39 WIB

Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Sebut Kelalaian Pegawai Diduga Sebabkan Kebakaran di Kantornya

9 February 2025 - 13:37 WIB

BPJS Kesehatan Terapkan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) Mulai Juli 2025, Apa yang Berubah?

9 February 2025 - 13:35 WIB

Setelah Makan Berginzi Gratis, Terbitlah Cek Kesehatan Gratis

8 February 2025 - 12:39 WIB

Pemerintah Pastikan Gaji ke-13 dan 14 ASN Tidak Terdampak Efisiensi

8 February 2025 - 12:37 WIB

Mendag Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Stabil Jelang Bulan Ramadhan

8 February 2025 - 12:35 WIB

Trending di Ekonomi