Menu

Mode Gelap
Harga Tiket Pesawat yang Tak Kian Turun, Menteri BUMN : Kompleks dan Tidak Bisa Dilihat Sederhana Bukan Karena Baju Impor, Menaker Ungkap Penyebab Utama Kepailitan Sritex Danantara: Badan Investasi Baru Prabowo yang Disorot Media Asing, Mirip Temasek Singapura Eks Menteri Perdagangan Tom Lembong Resmi Tersangka Kasus Korupsi Impor Gula: Kronologi dan Pernyataan Kejagung Ketua DPP Nasdem : Pak Surya Paloh Tidak Mau Jadi Wantimpres

Ekonomi · 10 Oct 2024 14:04 WIB ·

Pertumbuhan Ekonomi ASEAN 2024: Peluang dan Tantangan di Tengah Perang Dagang


 Pertumbuhan Ekonomi ASEAN 2024: Peluang dan Tantangan di Tengah Perang Dagang Perbesar

Suaraindo.com – Sepanjang tahun 2024, negara-negara ASEAN mengalami dinamika ekonomi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal. Proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh International Monetary Fund (IMF) memperkirakan Indonesia akan tumbuh sebesar 5%, menjadikannya salah satu negara dengan pertumbuhan yang stabil di ASEAN. Meski berada di peringkat keempat setelah Filipina, Vietnam, dan Myanmar, pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang solid, terutama di tengah tantangan global seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang berdampak pada ekonomi kawasan.

Di sisi lain, Vietnam dan Myanmar menunjukkan pertumbuhan yang lebih pesat dibandingkan Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Vietnam, yang rata-rata mencapai 11,3% per tahun, didorong oleh peningkatan sektor manufaktur dan perdagangan, terutama dengan negara-negara seperti Amerika Serikat. Myanmar, meskipun menghadapi krisis politik dan sosial, berhasil memanfaatkan sektor manufaktur dan infrastruktur untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonominya yang diproyeksikan mencapai 7,1% pada tahun 2024.

Namun, Indonesia menghadapi tantangan signifikan dalam meningkatkan PDB per kapita. Meski berada di posisi kelima di antara negara-negara ASEAN, Indonesia masih tertinggal dari negara-negara seperti Vietnam dalam hal pertumbuhan PDB per kapita, yang tumbuh lebih cepat. Jika Indonesia tidak memperbaiki efisiensi ekonominya dan menyelesaikan masalah ketimpangan distribusi kekayaan, negara ini terancam terperosok dalam perangkap negara berpendapatan menengah (middle income trap), seperti yang diperingatkan oleh Bank Dunia.

Selain itu, perlambatan ekonomi global, terutama di China, menambah tantangan bagi kawasan Asia Timur dan Pasifik. Pertumbuhan ekonomi China diproyeksikan menurun ke 4,3% pada tahun 2025, yang dapat mempengaruhi negara-negara tetangganya, termasuk Indonesia. Namun, peluang bagi Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya untuk memanfaatkan pergeseran rantai nilai global tetap ada, dengan ASEAN dipandang sebagai alternatif bisnis selain China.

Negara-negara ASEAN kini perlu memodernisasi perekonomian mereka untuk menghadapi perubahan teknologi dan perdagangan global. Menurut Bank Dunia, adopsi teknologi seperti kecerdasan buatan dan robot industri dapat menciptakan peluang bagi pekerja yang memiliki keterampilan, namun juga dapat menggeser pekerjaan bagi mereka yang keterampilannya terbatas. Di tengah perubahan ini, reformasi kebijakan dan investasi dalam keterampilan menjadi kunci untuk menjaga daya saing dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan ASEAN.

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Harga Tiket Pesawat yang Tak Kian Turun, Menteri BUMN : Kompleks dan Tidak Bisa Dilihat Sederhana

31 October 2024 - 12:22 WIB

Bukan Karena Baju Impor, Menaker Ungkap Penyebab Utama Kepailitan Sritex

31 October 2024 - 11:42 WIB

Danantara: Badan Investasi Baru Prabowo yang Disorot Media Asing, Mirip Temasek Singapura

31 October 2024 - 11:39 WIB

Eks Menteri Perdagangan Tom Lembong Resmi Tersangka Kasus Korupsi Impor Gula: Kronologi dan Pernyataan Kejagung

31 October 2024 - 11:34 WIB

Ketua DPP Nasdem : Pak Surya Paloh Tidak Mau Jadi Wantimpres

30 October 2024 - 16:08 WIB

BPK Temukan Potensi Kekurangan Setoran Pajak Rp 5,82 Triliun untuk Tahun 2023

30 October 2024 - 15:34 WIB

Trending di Hukum