Menu

Mode Gelap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 4,87%, Mendagri: Lebih Baik dari AS dan Jepang Pemberangkatan Gelombang Pertama Selesai, 103 Ribu Jemaah Haji Indonesia Tiba di Madinah 25 Ribu Pengemudi Ojol Siap Nonaktifkan Aplikasi Selama 24 Jam Besok Kunjungan Resmi Presiden Prabowo ke Thailand: Perkuat Kemitraan Strategis Indonesia–Thailand Diplomasi Budaya Indonesia Menggema di Festival Film Cannes 2025

Ekonomi · 28 Mar 2025 14:03 WIB ·

Permintaan Dolar Diprediksi Naik April–Juni, Apakah Rupiah Masih Aman?


 Permintaan Dolar Diprediksi Naik April–Juni, Apakah Rupiah Masih Aman? Perbesar

Suaraindo.com – Nilai tukar rupiah kembali mendapat sorotan setelah melemah hingga menyentuh Rp16.611 per dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa (25/3). Ini menjadi posisi terlemah rupiah sejak krisis moneter 1998. Namun, sejumlah analis menilai bahwa tekanan terhadap rupiah masih dapat diantisipasi, meski ada tantangan musiman yang akan datang.

Global Markets Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, memperkirakan permintaan dolar AS akan meningkat mulai April hingga Juni 2025. Kenaikan ini bersifat musiman dan berkaitan erat dengan periode pembayaran dividen perusahaan kepada investor asing. “Biasanya, dividen dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dibagikan pada bulan April hingga Juni. Ini mendorong permintaan dolar,” ujar Myrdal, Rabu (26/3).

Selain faktor dividen, permintaan dolar juga cenderung meningkat di pekan keempat setiap bulan. Hal ini sejalan dengan kewajiban perusahaan membayar bunga utang luar negeri serta kebutuhan impor, yang secara rutin meningkatkan permintaan valas.

Meski demikian, Myrdal tetap optimistis kondisi rupiah dapat terjaga. Keyakinan ini didasarkan pada stabilnya indikator makroekonomi, terutama neraca perdagangan yang terus mencatatkan surplus. Pada Februari 2025, surplus perdagangan Indonesia mencapai US$ 3,12 miliar, dengan nilai ekspor sebesar US$ 21,98 miliar dan impor sebesar US$ 18,86 miliar.

Ia juga menilai, potensi arus masuk modal asing tetap terbuka, terutama pada sektor-sektor unggulan seperti hilirisasi, manufaktur makanan dan minuman, serta industri yang terintegrasi dengan program strategis pemerintah seperti Astacita. “Dari sisi investasi asing oleh bank, seharusnya masih ada dana dolar yang masuk,” pungkasnya.

Dengan begitu, meskipun ada tekanan dari sisi permintaan dolar dalam waktu dekat, kondisi fundamental yang sehat diyakini masih mampu menopang kestabilan rupiah.

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 4,87%, Mendagri: Lebih Baik dari AS dan Jepang

19 May 2025 - 14:43 WIB

Pemberangkatan Gelombang Pertama Selesai, 103 Ribu Jemaah Haji Indonesia Tiba di Madinah

19 May 2025 - 14:41 WIB

25 Ribu Pengemudi Ojol Siap Nonaktifkan Aplikasi Selama 24 Jam Besok

19 May 2025 - 14:40 WIB

Kunjungan Resmi Presiden Prabowo ke Thailand: Perkuat Kemitraan Strategis Indonesia–Thailand

18 May 2025 - 15:10 WIB

Diplomasi Budaya Indonesia Menggema di Festival Film Cannes 2025

18 May 2025 - 15:09 WIB

Kebakaran Besar di Pabrik Karet Padang, Aparat Amankan Lokasi dan Bantu Evakuasi

18 May 2025 - 15:06 WIB

Trending di Bencana Alam