Suaraindo.com – Memasuki akhir bulan September, Pihak Badan Meteorologi, Klimotologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat bersiap diri menghadapi masa pancaroba. Pada kurun waktu 5 tahun terakhir peralihan musim Pancaroba, dari kemarau ke musim hujan, maupun sebaliknya telah bergeser diawali pada bulan September dan Oktober.
Perlu diketahui bahwa dalam satu kejadian, cuaca ekstrem dapat berbentuk kombinasi lebih dari satu jenis cuaca ekstrem. Beberapa hal yang perlu diwaspadai :
• Hujan lebat yang dapat meningkatkan potensi bencana hidrometeorologis seperti banjir dan longsor.
• Angin kencang dengan kecepatan di atas 25 knot atau 45 km/jam dan bersifat destruktif atau merusak.
• Angin puting beliung dengan kecepatan dapat mencapai 180 km/jam dan mengakibatkan kerusakan pada bangunan.
Sehingga dihimbau kepada masyarakat untuk waspada karena cuaca ekstrem dapat memberikan dampak dan kerugian baik materi maupun jiwa. Diharapkan Masyarakat juga membersihkan lingkungan tempat tinggal untuk mengurangi dampak banjir hingga memangkas ranting pohon serta aktif emantau cuaca terkini dan peringatan dini cuaca melalui kanal resmi BMKG
Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan terdapat sejumlah wilayah yang akan mengalami puncak musim hujan pada November-Desember 2024 meliputi Pulau Sumatra, pesisir selatan Jawa, dan Kalimantan akan masuk musim hujan pada bulan tersebut.
Sedangkan pada Januari-Februari 2025 wilayah yang akan mengalami puncak hujan adalah Lampung, Pulau Jawa bagian Utara, sebagian kecil Pulau Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan sebagian besar Papua.