Suaraindo.com – Hizbullah kehilangan kontak dengan salah satu pemimpin seniornya, Hashem Safieddine, setelah serangan udara Israel di kawasan Dahiyeh, Beirut. Safieddine, yang menjabat sebagai Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah, diduga berada di markas intelijen bawah tanah kelompok tersebut saat serangan terjadi pada Jumat. Ia disebut-sebut sebagai calon pengganti Hassan Nasrallah, mantan pemimpin Hizbullah yang tewas dalam serangan Israel bulan lalu, menurut sumber keamanan Lebanon yang dikutip oleh Al Jazeera.
Safieddine, yang juga sepupu Nasrallah, menjadi figur penting dalam hierarki Hizbullah. Dorsa Jabbari, koresponden Al Jazeera di Beirut, melaporkan bahwa ada rasa urgensi di kalangan pejabat Lebanon dan Hizbullah untuk mengizinkan tim penyelamat mengevakuasi korban dari serangan itu. “Sekarang, dengan kemungkinan ia juga terbunuh, hal itu menimbulkan pertanyaan mengenai masalah suksesi dalam organisasi tersebut,” ujar Jabbari.
Kehilangan kontak dengan Safieddine memicu kekhawatiran tentang siapa yang akan menggantikan posisi kepemimpinan dalam Hizbullah. Namun, kelompok bersenjata itu segera merilis pernyataan yang membantah laporan tersebut, menyebutkan bahwa semua informasi terkait nasib pejabat Hizbullah adalah “rumor yang tidak berharga.” Mereka menekankan bahwa hanya pernyataan resmi dari kantor media Hizbullah yang sah.
Rumor seputar nasib Safieddine membuat situasi semakin tegang, terutama mengingat perannya yang signifikan dalam struktur kepemimpinan Hizbullah. Kehilangan figur penting ini dapat berdampak besar pada organisasi, yang tengah menghadapi tekanan internasional dan regional setelah kematian Nasrallah.
Sejumlah media, termasuk Al Jazeera, telah mengutip sumber yang mengatakan bahwa Hizbullah kehilangan kontak dengan Safieddine. Namun, hingga kini nasibnya masih menjadi misteri, dan Hizbullah terus mengelak dari memberikan informasi resmi terkait keberadaannya.