Menu

Mode Gelap
Stabilitas Sistem Keuangan Kuartal I 2025 Masih Terjaga, Pemerintah Waspadai Risiko Global Tarif Listrik April–Juni 2025 Tidak Naik, Berlaku untuk 13 Golongan Non Subsidi Rupiah Menguat, BI Lanjutkan Intervensi Stabilkan Pasar Pemerintahan Trump Umumkan Perombakan Besar di Kementerian Luar Negeri AS Serangan Bersenjata di Kashmir Tewaskan 26 Orang, Turis Diduga Jadi Sasaran

Ekonomi · 26 Sep 2024 13:35 WIB ·

Pemerintahan Prabowo Alokasikan 37,58% APBN 2025 untuk Pembayaran Utang Negara


 Pemerintahan Prabowo Alokasikan 37,58% APBN 2025 untuk Pembayaran Utang Negara Perbesar

Suaraindo.com – Pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto akan mengalokasikan sekitar 37,58% atau sekitar Rp 1.350 triliun dari anggaran belanja APBN 2025 untuk membayar utang negara. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo, Dradjad Hari Wibowo, yang juga merupakan Ekonom Senior INDEF, dalam acara UOB Economic Outlook 2025 di Jakarta.

Menurut Dradjad, dari total anggaran belanja negara yang disepakati sebesar Rp 3.621,3 triliun, sebanyak Rp 1.353,2 triliun akan dialokasikan untuk membayar cicilan pokok utang sebesar Rp 800,3 triliun dan bunga sebesar Rp 552,9 triliun. Pembayaran pokok utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 705,5 triliun dan utang non-SBN Rp 94,8 triliun, sementara bunga utang meliputi utang dalam negeri sebesar Rp 497,6 triliun dan utang luar negeri Rp 55,2 triliun.

“Dari pendapatan negara sebesar Rp 3.005,1 triliun, hampir setengahnya digunakan untuk pembayaran utang. Ini tantangan bagi fiskal kita,” ujar Dradjad.

Dradjad juga menekankan pentingnya reformasi di bidang penerimaan negara, termasuk rencana pembentukan Badan Penerimaan Negara atau Kementerian Penerimaan Negara untuk memaksimalkan sumber-sumber pendapatan baru, seperti untapped revenue dan uncollected revenues, tanpa hanya mengandalkan peningkatan tarif pajak yang sudah ada.

“Kita perlu mengejar penerimaan dari sumber-sumber yang belum tergarap dan belum tertagih untuk memperkuat penerimaan negara,” jelas Dradjad.

Kebutuhan dana yang besar diperlukan untuk menjalankan program prioritas pemerintahan dan mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2029. Sementara pada tahun 2025, APBN diproyeksikan masih membutuhkan tambahan anggaran sekitar Rp 300 triliun untuk memenuhi target belanja yang dirancang mencapai Rp 3.905,38 triliun demi mendorong pertumbuhan ekonomi 5,9%.

Artikel ini telah dibaca 35 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Stabilitas Sistem Keuangan Kuartal I 2025 Masih Terjaga, Pemerintah Waspadai Risiko Global

24 April 2025 - 12:36 WIB

Tarif Listrik April–Juni 2025 Tidak Naik, Berlaku untuk 13 Golongan Non Subsidi

24 April 2025 - 12:34 WIB

Rupiah Menguat, BI Lanjutkan Intervensi Stabilkan Pasar

24 April 2025 - 12:30 WIB

Ribuan CPNS 2024 Mengundurkan Diri, Penempatan Jauh Jadi Alasan Utama

23 April 2025 - 12:33 WIB

China Kirim Peringatan Keras Terkait Negosiasi Tarif Trump: Jangan Korbankan Kepentingan Beijing

22 April 2025 - 10:20 WIB

Amerika Serikat Soroti Larangan Ekspor Mineral Indonesia: Dinilai Tak Sejalan dengan Aturan WTO

22 April 2025 - 10:18 WIB

Trending di Ekonomi