Menu

Mode Gelap
KKP Kembangkan Kampung Nelayan Merah Putih, Targetkan Pemantauan Real-Time dari Jakarta Danantara Targetkan Pendapatan Rp 13 Triliun, Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen pada 2029 Presiden Prabowo Wacanakan Pelonggaran TKDN, Ekonom AS: Kebijakan yang Bagus untuk Dorong Ekonomi Pemerintah Andalkan Stimulus dan Belanja Negara Jaga Pertumbuhan Ekonomi 2025 Yusril: Penyelesaian Sengketa Empat Pulau Tunggu Kesepakatan Aceh dan Sumut

Ekonomi · 8 May 2025 09:29 WIB ·

Pemerintah Jaga Ketahanan Ekonomi Nasional di Tengah Ketidakpastian Global


 Pemerintah Jaga Ketahanan Ekonomi Nasional di Tengah Ketidakpastian Global Perbesar

Suaraindo.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,87 persen (year-on-year/yoy) tetap mencerminkan ketangguhan ekonomi meskipun dihadapkan pada ketidakpastian global.

“Di tengah tantangan perlambatan ekonomi dan ketidakpastian global, perekonomian Indonesia tetap menunjukkan kinerja yang cukup resilien,” kata Sri Mulyani dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang meningkat sebesar 4,89 persen, didorong oleh momentum libur tahun baru serta bulan Ramadhan hingga Idul Fitri. Sri Mulyani menyebutkan bahwa peran APBN turut mendukung capaian ini melalui pemberian berbagai insentif, seperti tunjangan hari raya (THR), diskon tarif listrik dan tol, serta insentif perpajakan, di samping upaya menjaga kestabilan harga pangan dengan bantuan dana untuk Bulog.

Sementara itu, investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mencatatkan pertumbuhan terbatas sebesar 2,12 persen, sedangkan ekspor tetap stabil di angka 6,78 persen. Di sisi lain, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi sebesar 1,38 persen, meskipun belanja negara dipercepat pada akhir kuartal pertama untuk mendukung program-program prioritas dalam masa transisi pemerintahan.

Dalam hal produksi, sektor pertanian mengalami lonjakan pertumbuhan sebesar 10,52 persen. Hal ini dipengaruhi oleh momen Ramadhan, peningkatan distribusi pupuk bersubsidi, serta melonjaknya produksi beras nasional hingga 60 persen secara tahunan. Berdasarkan data Rice Outlook April 2025, produksi beras Indonesia diperkirakan mencapai 34,6 juta ton, menjadikannya yang tertinggi di ASEAN dengan pertumbuhan 4,8 persen (yoy).

Beberapa sektor lainnya juga menunjukkan pertumbuhan yang stabil, seperti industri pengolahan (4,55 persen), perdagangan (5,03 persen), transportasi dan pergudangan (9,01 persen), serta akomodasi dan makanan minuman (5,75 persen).

Sri Mulyani turut menyoroti dampak positif ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat. Angka pengangguran turun dari 4,82 persen pada 2024 menjadi 4,76 persen tahun ini, sementara jumlah lapangan kerja bertambah dari 3,55 juta menjadi 3,59 juta orang.

Pemerintah menyadari tantangan global masih besar, sehingga strategi yang diambil mencakup deregulasi, pembentukan satuan tugas ketenagakerjaan, dan mitigasi risiko demi menjaga stabilitas serta melindungi dunia usaha dan daya beli masyarakat. Langkah deregulasi difokuskan pada penghilangan hambatan perdagangan dan investasi dari sisi global. Selain itu, percepatan serapan anggaran juga menjadi prioritas dengan rekonstruksi belanja negara ke arah yang lebih produktif.

Fokus kebijakan termasuk perluasan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan penambahan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

“Optimisme terus dijaga, didukung komitmen pemerintah dengan memastikan APBN bekerja optimal dalam melindungi masyarakat, termasuk memastikan ekonomi tumbuh secara berkelanjutan,” ujar Sri Mulyani.

Di sisi eksternal, pemerintah telah lebih awal melakukan negosiasi bilateral serta mendorong kerja sama dalam berbagai forum internasional sebagai respons atas tantangan geopolitik global. Upaya ini termasuk keterlibatan dalam Spring Meeting dan Pertemuan G20 pada April, Sidang Tahunan ADB, serta ASEAN+3 Finance Ministers’ and Central Bank Governors’ Meeting di awal Mei 2025. Pemerintah juga memetakan produk unggulan untuk membuka pasar ekspor baru ke kawasan ASEAN+3, Uni Eropa, dan BRICS.

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

KKP Kembangkan Kampung Nelayan Merah Putih, Targetkan Pemantauan Real-Time dari Jakarta

17 June 2025 - 10:53 WIB

Danantara Targetkan Pendapatan Rp 13 Triliun, Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen pada 2029

17 June 2025 - 10:51 WIB

Presiden Prabowo Wacanakan Pelonggaran TKDN, Ekonom AS: Kebijakan yang Bagus untuk Dorong Ekonomi

17 June 2025 - 10:49 WIB

Pemerintah Andalkan Stimulus dan Belanja Negara Jaga Pertumbuhan Ekonomi 2025

16 June 2025 - 12:39 WIB

Yusril: Penyelesaian Sengketa Empat Pulau Tunggu Kesepakatan Aceh dan Sumut

16 June 2025 - 12:37 WIB

Presiden Prabowo Awali Kunjungan Kenegaraan di Singapura, Lanjut ke Rusia Pekan Ini

16 June 2025 - 12:35 WIB

Trending di Internasional