Menu

Mode Gelap
DPR Sahkan Revisi UU TNI: Perkuat Ketahanan Nasional dan Tegaskan Supremasi Sipil Komitmen Nyata Menuju Swasembada Pangan: Panen Raya Serentak Dukung Optimasi Lahan di Merauke Visi Swasembada Pangan Prabowo: Membangun Agrinas hingga Memusatkan Penyuluh Pertanian Poin-poin Penting RUU TNI yang Telah Disahkan di DPR RI Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.522 pada Pagi Hari Ini

Ekonomi · 20 Jun 2024 15:27 WIB ·

Pelemahan Rupiah Masih Berlanjut, Pelaku Usaha Mulai Resah


 Pelemahan Rupiah Masih Berlanjut, Pelaku Usaha Mulai Resah Perbesar

Suaraindo.com – Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, potensi pelemahan rupiah terhadap dollar AS masih terbuka hari ini karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap The Fed yang tidak lekas memangkas suku bunga.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah di atas level 16.400 pada perdagangan di pasar spot, Kamis (20/6/2024). Melansir data Bloomberg, pukul 10.50 WIB rupiah berada pada level Rp 16.420 per dollar AS, melemah 0,34 persen dibanding penutupan sebelumnya pada Rp 16.364 per dollar AS.

Ketua Umum Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Subandi mengatakan, para pelaku usaha, khususnya yang melakukan aktivitas impor merasa sangat terbebani dengan kondisi ini.

Atas kondisi ini, para pelaku usaha menyiapkan sejumlah langkah antisipasi. Pertama, menunda transaksi yang menggunakan mata uang dolar AS. Apabila mata uang negara pengeksport tidak naik, biasanya pihaknya akan menggunakan pola Local Currency Settlemen (LCS), yaitu membayar dengan menggunakan mata uang lokal seperti yuan atau renminbi. Hal ini berarti mengurangi volume import dan berdampak pada berkurangnya produksi.

Kedua, pelaku usaha akan menaikkan harga jual produk. Namun hal ini beresiko memperburuk kondisi apabila daya beli masyarakat sedang turun. Kemudian yang ketiga, mengurangi ukuran maupun takaran.

Adanya penguatan nilai dolar juga dirasakan oleh eksportir. Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA) Hendra Sinadia mengatakan, para pelaku usaha mulai merasakan dampaknya terhadap operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan sebagian besar komponen termasuk impor alat berat.

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Komitmen Nyata Menuju Swasembada Pangan: Panen Raya Serentak Dukung Optimasi Lahan di Merauke

21 March 2025 - 10:06 WIB

Visi Swasembada Pangan Prabowo: Membangun Agrinas hingga Memusatkan Penyuluh Pertanian

21 March 2025 - 10:03 WIB

Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.522 pada Pagi Hari Ini

20 March 2025 - 14:36 WIB

Libur Lebaran, Program Makan Bergizi Gratis Diliburkan dari 21 Maret – 8 April 2025

20 March 2025 - 14:34 WIB

Perkembangan Program Makan Bergizi Gratis di Berbagai Daerah: Implementasi dan Tantangan

18 March 2025 - 09:11 WIB

Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, Pedangan Pasar Tanah Abang Keluhkan Hal Yang Sama

16 March 2025 - 23:17 WIB

Trending di Ekonomi