Suaraindo.com – Ketua Komite Olimpiade Palestina, Jibril Rajoub, mengkritik keras keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang mengizinkan Israel berkompetisi di Olimpiade Paris, menyebutnya sebagai “standar ganda”.
Dalam surat yang dikirimkan ke IOC awal pekan ini, Rajoub menuntut boikot terhadap Israel, namun permintaan tersebut ditolak oleh Ketua IOC, Thomas Bach.
“Ini menegaskan bahwa ada lembaga internasional yang bersikeras menerapkan standar ganda dan tidak mematuhi Piagam Olimpiade, undang-undang dan peraturan, atau moral,” kata Rajoub saat tiba di Bandara Charles de Gaulle Paris bersama delegasi olahraga Palestina pada Jumat, 26 Juli 2024.
Sekitar seratus orang menyambut kedatangan para atlet dengan kurma dan teriakan “Free, Free Palestine!”. Rajoub menegaskan bahwa Israel dan Komite Olimpiade Israel telah kehilangan hak moral, olahraga, kemanusiaan, dan hukum untuk berpartisipasi. Dia juga menyoroti pemboman Israel yang sedang berlangsung di Gaza sebagai “kejahatan genosida, pembersihan etnis”.
Serangan militan Palestina dari Hamas pada 7 Oktober menewaskan sekitar 1.170 orang, menurut angka resmi Israel yang dihimpun oleh AFP. Sebaliknya, tindakan balasan militer Israel telah menyebabkan kematian 39.175 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas. Komite Olimpiade Palestina melaporkan bahwa sekitar 400 atlet Palestina tewas, sementara banyak lainnya tidak dapat berlatih atau bepergian karena pembatasan yang diberlakukan oleh Israel.
Sebagai perbandingan, Rusia dilarang mengikuti Olimpiade Paris oleh IOC karena invasi ke Ukraina pada tahun 2022, yang melanggar Piagam Olimpiade. IOC menegaskan bahwa Israel tidak melanggar Piagam Olimpiade dan menekankan pentingnya hubungan antara Komite Olimpiade Israel dan Palestina. “Kami memiliki dua Komite Olimpiade Nasional, itulah perbedaannya dengan dunia politik, dan dalam hal ini keduanya hidup berdampingan secara damai,” kata Ketua IOC Thomas Bach di Paris pada Selasa, 23 Juli 2024.
Atlet renang Palestina, Yazan Al Bawwab, yang tiba di Paris pada Kamis, 25 Juli, menyatakan ingin meningkatkan kesadaran tentang perjuangan Palestina dan penderitaan di Gaza.
“Sebagai seorang atlet, ini bukan soal medali. Ini tentang menjangkau sebanyak mungkin orang, tentang perjuangan Palestina,” katanya.
Sementara itu, delegasi Israel yang beranggotakan 88 orang tiba di Paris awal pekan ini, dengan tim sepak bola putra memainkan pertandingan pertama mereka pada Rabu malam, 24 Juli 2024, melawan Mali yang berakhir imbang 1-1. Lagu kebangsaan Israel diputar di Stadion Parc des Princes dan bendera Palestina dikibarkan oleh beberapa penonton, memicu perdebatan antara mereka dan pendukung Israel.