Suaraindo.com – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyatakan bahwa sektor jasa keuangan di Indonesia tetap stabil meskipun dihadapkan pada situasi geopolitik yang tegang dan perang dagang yang meluas. Menurut Mahendra, stabilitas ini didukung oleh modal yang kuat dan likuiditas yang memadai di sektor keuangan. “Perang dagang meningkat akibat perang tarif dan beberapa negara, seperti Amerika Latin dan terhadap Tiongkok baik produk green dan besi baja,” jelas Mahendra dalam rapat di OJK pada Senin (29/6/2024).
Lebih lanjut, Mahendra mengomentari kondisi global, dimana tekanan inflasi di Amerika Serikat dikatakan mereda, yang didorong oleh moderasi dalam pasar tenaga kerja serta kinerja positif dari sektor riil yang berdampak pada pasar keuangan global. Dia juga menyebut bahwa otoritas moneter di Eropa diperkirakan akan mengambil pendekatan yang lebih akomodatif untuk mendukung ekonomi di tengah inflasi yang rendah.
Di Asia, khususnya China, Mahendra menyoroti respons pemerintah terhadap perlambatan ekonomi melalui kebijakan fiskal dan moneter. “Bank sentral China mengambil langkah akomodatif sejalan dengan pemerintah yang menerbitkan insentif fiskal agresif, disertai special loan 1 triliun yuan atau sekitar US$ 138 miliar,” ucap Mahendra.
Perekonomian domestik Indonesia sendiri, menurut Mahendra, menunjukkan pertumbuhan yang impresif di kuartal pertama tahun 2024, dengan angka pertumbuhan sebesar 5,11%, yang melampaui ekspektasi pasar. Ia mengaitkan keberhasilan ini dengan peningkatan pengeluaran pemerintah dan lembaga non-profit serta konsumsi rumah tangga yang kuat. “Ini sejalan dengan periode Pemilu, kebijakan kenaikan gaji dan pembayaran THR ASN pensiunan serta periode Ramadan,” tambah Mahendra, menegaskan korelasi antara kebijakan pemerintah dan performa ekonomi yang kuat.