Menu

Mode Gelap
Pemerintah Siapkan Regulasi untuk Status Pengemudi Ojek Online, Tunggu Persetujuan Menteri Baru Prabowo Subianto dan Anwar Ibrahim Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan Bilateral Indonesia-Malaysia China Sebut Indonesia dalam Peringatan Terhadap Barat di Tengah Ketegangan Perang Rusia-Ukraina Erick Thohir Pastikan Misa Paus Fransiskus di GBK Tak Ganggu Persiapan Timnas untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026 Sri Mulyani Ungkap Usulan Kenaikan Anggaran Kementerian dan Lembaga pada RAPBN 2025

Ekonomi · 4 Aug 2024 21:09 WIB ·

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM) Teten Masduki Mengaku Ragu Target 30 Juta UMKM Go Digital pada Tahun 2024 Tercapai


 Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM) Teten Masduki Mengaku Ragu Target 30 Juta UMKM Go Digital pada Tahun 2024 Tercapai Perbesar

Suaraindo.com – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM) Teten Masduki mengungkapkan keraguannya terhadap pencapaian target 30 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) go digital pada tahun 2024. Menurut Teten, saat ini baru sekitar 25 juta UMKM yang telah go digital meskipun berbagai upaya pendampingan telah dilakukan hingga ke secondary cities atau kota-kota lapis kedua.

“Itu kan targetnya 30 juta (UMKM go digital) di RPJMN pada tahun 2024. Nah setelah kita coba kejar target itu, sampai kita melakukan pendampingan terhadap UMKM ke secondary. Hitungan saya, memang ini nggak akan kecapaian,” kata Teten dalam Economic Update CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (3/8/2024).

Teten menjelaskan bahwa ada banyak faktor yang memengaruhi sulitnya mencapai target tersebut sebagaimana dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) tahun 2024. Salah satu masalah yang dihadapi adalah banyak UMKM yang berjualan online namun menjual produk impor. “90% saya boleh mengatakan produk impor,” ucap Teten.

Selain itu, Teten menyoroti bahwa 96% UMKM di Indonesia masih berskala mikro, sehingga kapasitas produksi mereka terbatas untuk dapat menjangkau pasar nasional secara digital. “Kita beberapa kali membuat pelatihan, bagaimana caranya (UMKM) masuk ke jaringan ritel modern. Namun, kapasitas mereka juga ternyata rata-rata nggak cukup untuk satu wilayah kabupaten/kota. Jadi kalaupun kita dorong mereka go online, biasanya enggak bisa bertahan lama,” jelasnya.

Teten juga menambahkan bahwa UMKM yang belum mampu go digital harus menghadapi persaingan dengan barang konsumsi impor yang lebih murah. “Karena itu tadi 90% kan produk luar, karena itu banyak yang jadi reseller. Sehingga target (30 juta UMKM go digital) menurut saya menjadi terasa terlalu tinggi,” katanya.

Dia menegaskan pentingnya meningkatkan kualitas produk UMKM dalam negeri agar bisa bersaing di pasar online. “Tapi sekarang yang paling penting sebenarnya bagaimana kualitas UMKM kita, yang masuk ke pasar online ini betul-betul bisa menjual produk dalam negeri,” pungkas Teten.

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pemerintah Siapkan Regulasi untuk Status Pengemudi Ojek Online, Tunggu Persetujuan Menteri Baru

8 September 2024 - 12:03 WIB

Prabowo Subianto dan Anwar Ibrahim Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan Bilateral Indonesia-Malaysia

8 September 2024 - 12:01 WIB

Erick Thohir Pastikan Misa Paus Fransiskus di GBK Tak Ganggu Persiapan Timnas untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026

4 September 2024 - 14:04 WIB

Sri Mulyani Ungkap Usulan Kenaikan Anggaran Kementerian dan Lembaga pada RAPBN 2025

4 September 2024 - 14:01 WIB

Pemerintah dan DPR Sepakati Pemangkasan Anggaran Subsidi Energi dalam RAPBN 2025

4 September 2024 - 12:52 WIB

Deflasi Ekonomi Berturut, Apa Tanggapan Para Pakar?

4 September 2024 - 12:02 WIB

Trending di Ekonomi