Menu

Mode Gelap
Pemerintah Siapkan Regulasi untuk Status Pengemudi Ojek Online, Tunggu Persetujuan Menteri Baru Prabowo Subianto dan Anwar Ibrahim Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan Bilateral Indonesia-Malaysia China Sebut Indonesia dalam Peringatan Terhadap Barat di Tengah Ketegangan Perang Rusia-Ukraina Erick Thohir Pastikan Misa Paus Fransiskus di GBK Tak Ganggu Persiapan Timnas untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026 Sri Mulyani Ungkap Usulan Kenaikan Anggaran Kementerian dan Lembaga pada RAPBN 2025

Internasional · 5 Mar 2024 13:10 WIB ·

Mahasiswa UGM Mendapat Medali Emas di Kompetisi Internasional Rekayasa Genetika


 Mahasiswa UGM Mendapat Medali Emas di Kompetisi Internasional Rekayasa Genetika Perbesar

Suaraindo.com – Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih medali emas dalam ajang Global Open Genetic Engineering Competition (GOGEC). Ajang yang berlangsung secara daring pada 23-25 Februari 2024 lalu ini lomba internasional bergengsi di bidang rekayasa genetika yang diikuti oleh 15 tim mahasiswa S1 dari 11 negara.

Tim dari UGM diwakili oleh sembilan orang, yakni Adhelia Intan Sabhira, Sofyan Maulana, dan Ulfah Nur Azizah dari Fakultas Biologi, Kemudian ada Farrel Alfaza Marsetyo dan Nayaka Bagus Wahyu Agung Hertanto dari Fakultas KKMK. Lalu ada Afra Majida Hariono dan Kayla Queenazima Santoso dari Fakultas Teknik.

Ada juga Melodia Rezadhini dari Fakultas Pertanian dan Muhammad Bagus Sajiwo Fakultas Teknologi Pertanian. “Untuk pertama kalinya tim dari UGM berpartisipasi dalam kompetisi yang sudah diadakan sejak tahun 2021,” ucap salah satu anggota tim, Adhelia dikutip dari laman resmi UGM.

Pada kompetisi ini, setiap tim menawarkan gagasan proyek riset yang mereka kerjakan dan UGM menggunakan proyek komputasional dengan judul “Novel Biodevice for Colorectal Cancer Screening using Escherichia coli Nissle 1917 (EcN) with miRNAs as Biomarker”.

“Kebetulan kita tengah melakukan riset merekayasa bakteri EcN untuk mendeteksi miR-92a dan miR-21 sebagai biomarker sel kanker kolorektal dan meningkatkan sensitivitas Loop-Initiated RNA Activator (LIRA) melalui pemodelan matematis dan simulasi komputer,” ujarnya.

Dalam pengembangan proyek penelitian, kata Adhelia, anggota tim melakukan diskusi dengan peneliti, stakeholders, dan instansi pemerintah, serta melakukan komunikasi dengan masyarakat pedesaan dan pasien kanker kolorektal.

Namun pada ajang kompetisi ini, tim mengembangkan lebih lanjut sekuens LIRA yang digunakan menggunakan dataset yang tersedia secara daring dan mengembangkan kill switch sebagai upaya biocontainment.

“Saya kira dari penelitian dan pemberdayaan masyarakat inilah tim berhasil meraih tiga penghargaan sekaligus, Gold Medal, penghargaan Best Computational Project dan Best Human Centered Design,” pungkas Adhelia.

Artikel ini telah dibaca 24 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Prabowo Subianto dan Anwar Ibrahim Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan Bilateral Indonesia-Malaysia

8 September 2024 - 12:01 WIB

China Sebut Indonesia dalam Peringatan Terhadap Barat di Tengah Ketegangan Perang Rusia-Ukraina

8 September 2024 - 11:59 WIB

Inggris Tangguhkan Lisensi Ekspor Senjata ke Israel karena Risiko Pelanggaran Hukum Humaniter

4 September 2024 - 11:48 WIB

Kunjungan Paus Fransiskus: Sejarah Baru Setelah 35 Tahun

3 September 2024 - 09:28 WIB

Komitmen Indonesia Tidak Berubah Sejak Konferensi Asia-Afrika 1955

3 September 2024 - 09:26 WIB

Presiden RI Buka HLF MSP dan IAF 2024, Serukan Penguatan Solidaritas Global

3 September 2024 - 09:24 WIB

Trending di Internasional