Suaraindo.com – Lebanon pada Kamis (3/10) mengajukan pengaduan resmi ke Dewan Keamanan dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres atas serangan Israel ke wilayahnya yang melanggar batas demarkasi Blue Line (pemisah antara Lebanon dan Israel).
Pernyataan dari misi permanen Lebanon untuk PBB, yang disiarkan oleh kantor berita resmi negara, menyatakan bahwa pengaduan tersebut mengecam agresi Israel terhadap kedaulatan Lebanon dan serangan pasukannya ke dalam perbatasan Lebanon sejak malam 1 Oktober.
Diketahui Israel telah meluncurkan operasi darat di Lebanon selatan, dengan beberapa pejabat mengatakan bahwa operasi itu untuk membangun zona penyangga keamanan yang akan berlangsung selama beberapa pekan. Lebih dari 180 rudal balistik diarahkan ke Israel pada hari Selasa di tengah meningkatnya pertempuran antara Israel dan proksinya di Lebanon, Hizbullah. Banyak yang dicegat saat terbang tetapi beberapa menembus pertahanan rudal.
Sebelumnya Antonio Guterres yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendapat tudingan dari Israel jika dirinya telah membela Lebanon. Hal tersebut membuat Sekjen PBB tersebut dilarang memasuki wilayah Negeri Yahudi.
Menteri luar negeri Israel mengatakan pada hari Rabu (2/10/2024) bahwa ia melarang Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memasuki negara itu karena ia tidak “dengan tegas” mengutuk serangan rudal Iran terhadap Israel.
“Siapa pun yang tidak dapat dengan tegas mengutuk serangan kejam Iran terhadap Israel, seperti yang dilakukan hampir setiap negara di dunia, tidak pantas menginjakkan kaki di tanah Israel,” tulis Katz di X.