Suaraindo.com – Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik dunia, tiba di Indonesia pada Selasa (3/9) dalam rangkaian perjalanan apostoliknya di Asia. Kunjungan ini merupakan yang pertama bagi Paus Fransiskus ke Indonesia dan menjadi momen bersejarah setelah 35 tahun sejak kunjungan terakhir Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989. Kedatangannya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta disambut dengan upacara resmi oleh pemerintah Indonesia, menandai dimulainya serangkaian kegiatan penting yang akan berlangsung selama empat hari.
Pada Rabu, 4 September 2024, Paus Fransiskus dijadwalkan melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, serta bertemu dengan pejabat pemerintahan, masyarakat sipil, dan korps diplomatik. Selain itu, Paus juga akan bertemu dengan anggota Serikat Jesus, uskup, imam, dan tokoh-tokoh Katolik lainnya di berbagai lokasi di Jakarta, termasuk Gereja Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga dan Youth Center Graha Pemuda, Senayan.
Kamis, 5 September 2024, Paus Fransiskus akan menghadiri pertemuan antaragama di Masjid Istiqlal, diikuti dengan kunjungan ke kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Puncak dari kunjungannya adalah perayaan Misa Suci di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) yang diperkirakan akan dihadiri hingga 80 ribu umat Katolik. Paus Fransiskus akan mengakhiri kunjungannya di Indonesia pada 6 September 2024, sebelum melanjutkan perjalanan ke Papua Nugini.
Paus Fransiskus, lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina, merupakan Paus ke-266 dalam sejarah Gereja Katolik dan Paus pertama yang berasal dari benua Amerika serta dari Ordo Yesuit. Terpilih sebagai Paus pada 13 Maret 2013, Paus Fransiskus dikenal dengan pendekatan pastoralnya yang sederhana dan penuh belas kasih, serta komitmennya terhadap isu-isu sosial global seperti perubahan iklim, imigrasi, dan perdamaian dunia. Sebelum menjadi Paus, beliau menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires dan selama ini dikenal sebagai sosok yang dekat dengan umat serta berjuang untuk kesejahteraan kaum miskin dan marginal. Kunjungan ini semakin memperkuat reputasinya sebagai pemimpin yang merangkul semua kalangan dan mempromosikan dialog antaragama.