Menu

Mode Gelap
Pemerintah Siapkan Regulasi untuk Status Pengemudi Ojek Online, Tunggu Persetujuan Menteri Baru Prabowo Subianto dan Anwar Ibrahim Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan Bilateral Indonesia-Malaysia China Sebut Indonesia dalam Peringatan Terhadap Barat di Tengah Ketegangan Perang Rusia-Ukraina Erick Thohir Pastikan Misa Paus Fransiskus di GBK Tak Ganggu Persiapan Timnas untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026 Sri Mulyani Ungkap Usulan Kenaikan Anggaran Kementerian dan Lembaga pada RAPBN 2025

Internasional · 3 Sep 2024 09:26 WIB ·

Komitmen Indonesia Tidak Berubah Sejak Konferensi Asia-Afrika 1955


 Komitmen Indonesia Tidak Berubah Sejak Konferensi Asia-Afrika 1955 Perbesar

Suaraindo.com – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menegaskan bahwa komitmen Indonesia untuk menjadi bagian dari solusi global tetap tidak berubah sejak penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955.

Pernyataan ini disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam sambutannya saat membuka sesi Joint Leaders’ Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak (HLF MSP) dan Forum Indonesia-Afrika (IAF) Ke-2 di Bali, Senin (2/9/2024).

“Indonesia berkomitmen menjadi bagian dari solusi global, membela kepentingan _Global South,_ dan berperan sebagai _bridge builder_ dalam memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan solidaritas untuk mempercepat pencapaian _Sustainable Development Goals_ (SDGs). Ini adalah komitmen yang konsisten Indonesia usung sejak Konferensi Asia-Afrika 69 tahun lalu,” jelas Presiden Jokowi.

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi mengajak seluruh delegasi yang hadir di HLF MSP dan IAF Ke-2 untuk menciptakan perubahan positif di tengah berbagai tantangan global, termasuk pelambatan ekonomi, peningkatan pengangguran, inflasi yang belum mereda, serta ketegangan geopolitik yang terus berlanjut dan mengganggu rantai pasok dunia.

Presiden Jokowi juga menyoroti penurunan solidaritas internasional dan semakin menyempitnya semangat multilateralisme di saat dunia menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Menurutnya, negara-negara berkembang adalah yang paling terdampak, dengan jutaan rakyat yang merasakan kesulitan.

“Dengan hanya tersisa enam tahun menuju SDGs 2030, baru 17 persen target SDGs yang tercapai,” tegas Presiden Jokowi. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya arah dan visi baru serta strategi dan langkah taktis yang lebih efektif untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara-negara berkembang.

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pemerintah Siapkan Regulasi untuk Status Pengemudi Ojek Online, Tunggu Persetujuan Menteri Baru

8 September 2024 - 12:03 WIB

Prabowo Subianto dan Anwar Ibrahim Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan Bilateral Indonesia-Malaysia

8 September 2024 - 12:01 WIB

China Sebut Indonesia dalam Peringatan Terhadap Barat di Tengah Ketegangan Perang Rusia-Ukraina

8 September 2024 - 11:59 WIB

Erick Thohir Pastikan Misa Paus Fransiskus di GBK Tak Ganggu Persiapan Timnas untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026

4 September 2024 - 14:04 WIB

Pemerintah dan DPR Sepakati Pemangkasan Anggaran Subsidi Energi dalam RAPBN 2025

4 September 2024 - 12:52 WIB

Deflasi Ekonomi Berturut, Apa Tanggapan Para Pakar?

4 September 2024 - 12:02 WIB

Trending di Ekonomi