Menu

Mode Gelap
Pagar Laut dan Reklamasi: Konflik Ekosistem vs Kepentingan Modal Ekstradisi Paulus Tannos: Harapan Baru dalam Perjuangan Melawan Korupsi 352 Sekolah Tutup, Bangkok di Peringkat Kota Tercemar Dunia Gekrafs Papua Pegunungan Rayakan HUT ke-6 dengan Dukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Amnesti Papua: Harapan Baru atau Sekadar Langkah Simbolis?

Internasional · 3 Sep 2024 09:26 WIB ·

Komitmen Indonesia Tidak Berubah Sejak Konferensi Asia-Afrika 1955


 Komitmen Indonesia Tidak Berubah Sejak Konferensi Asia-Afrika 1955 Perbesar

Suaraindo.com – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menegaskan bahwa komitmen Indonesia untuk menjadi bagian dari solusi global tetap tidak berubah sejak penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955.

Pernyataan ini disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam sambutannya saat membuka sesi Joint Leaders’ Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak (HLF MSP) dan Forum Indonesia-Afrika (IAF) Ke-2 di Bali, Senin (2/9/2024).

“Indonesia berkomitmen menjadi bagian dari solusi global, membela kepentingan _Global South,_ dan berperan sebagai _bridge builder_ dalam memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan solidaritas untuk mempercepat pencapaian _Sustainable Development Goals_ (SDGs). Ini adalah komitmen yang konsisten Indonesia usung sejak Konferensi Asia-Afrika 69 tahun lalu,” jelas Presiden Jokowi.

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi mengajak seluruh delegasi yang hadir di HLF MSP dan IAF Ke-2 untuk menciptakan perubahan positif di tengah berbagai tantangan global, termasuk pelambatan ekonomi, peningkatan pengangguran, inflasi yang belum mereda, serta ketegangan geopolitik yang terus berlanjut dan mengganggu rantai pasok dunia.

Presiden Jokowi juga menyoroti penurunan solidaritas internasional dan semakin menyempitnya semangat multilateralisme di saat dunia menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Menurutnya, negara-negara berkembang adalah yang paling terdampak, dengan jutaan rakyat yang merasakan kesulitan.

“Dengan hanya tersisa enam tahun menuju SDGs 2030, baru 17 persen target SDGs yang tercapai,” tegas Presiden Jokowi. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya arah dan visi baru serta strategi dan langkah taktis yang lebih efektif untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara-negara berkembang.

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pagar Laut dan Reklamasi: Konflik Ekosistem vs Kepentingan Modal

24 January 2025 - 13:25 WIB

Ekstradisi Paulus Tannos: Harapan Baru dalam Perjuangan Melawan Korupsi

24 January 2025 - 13:23 WIB

352 Sekolah Tutup, Bangkok di Peringkat Kota Tercemar Dunia

24 January 2025 - 13:14 WIB

Gekrafs Papua Pegunungan Rayakan HUT ke-6 dengan Dukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

23 January 2025 - 16:35 WIB

Amnesti Papua: Harapan Baru atau Sekadar Langkah Simbolis?

23 January 2025 - 16:34 WIB

Pengamat HAM Dukung Juha Christensen Jadi Mediator Konflik Papua: Momentum Perdamaian Baru

23 January 2025 - 16:32 WIB

Trending di Internasional