Suaraindo.com – Ribuan tentara Korea Utara dilaporkan telah tiba di zona konflik Rusia-Ukraina, menandai eskalasi baru dalam perang yang terus berkecamuk. Menurut informasi dari intelijen Ukraina, sekitar 12.000 prajurit Korea Utara, termasuk 500 perwira dan tiga jenderal, saat ini ditempatkan di wilayah Kursk, Rusia, yang berbatasan langsung dengan Ukraina. Tentara tersebut sebelumnya menjalani pelatihan di lima lokasi militer di Rusia timur dan telah dibekali dengan berbagai peralatan, mulai dari amunisi hingga perlengkapan musim dingin.
Langkah ini memicu kecaman dari berbagai pihak, termasuk Uni Eropa yang menyebutnya sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip dasar Piagam PBB. Josep Borrell, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, memperingatkan bahwa keterlibatan Korea Utara dalam perang Ukraina akan membawa konsekuensi serius bagi perdamaian dan keamanan global.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, telah berulang kali memperingatkan bahwa hubungan yang semakin erat antara Rusia dan Korea Utara dapat meningkatkan keterlibatan langsung Pyongyang dalam konflik ini. Zelensky bahkan menyebut bahwa pihaknya memiliki intelijen mengenai dua unit militer Korea Utara yang sedang dipersiapkan untuk dikerahkan ke wilayah yang diduduki Rusia.
Menanggapi laporan mengenai kehadiran tentara Korea Utara, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak secara tegas membantahnya, namun menyatakan bahwa Rusia memang memiliki kontak dengan Pyongyang dan menganggap serius kesepakatan-kesepakatan yang telah dicapai kedua negara. Di sisi lain, Putin menuduh NATO telah meningkatkan eskalasi konflik dengan mengirimkan perwira dan instruktur militer ke Ukraina.
Sementara itu, kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara bukan hal baru. Kedua negara yang sering dikucilkan oleh Barat ini menandatangani pakta pertahanan strategis pada bulan Juni, yang mencakup janji untuk memberikan bantuan militer langsung jika salah satu pihak diserang. Selain itu, terdapat dugaan bahwa Korea Utara telah memasok amunisi dan persenjataan ke Rusia untuk memperkuat stok militernya yang menipis akibat perang berkepanjangan.
Pengiriman tentara Korea Utara ini menjadi perhatian serius bagi sekutu Ukraina. Menteri Luar Negeri Lithuania, Gabrielius Landsbergis, menyatakan bahwa keterlibatan Korea Utara dalam konflik ini merupakan eskalasi yang tidak hanya berdampak regional, tetapi juga mengancam keamanan global.