Menu

Mode Gelap
Pemimpin Senior Hizbullah Hashem Safieddine Hilang Pasca Serangan Udara Israel Ramalan Asing Terkait Kepemimpinan Prabowo: Stabilitas Ekonomi dan Tantangan Fiskal Rusdi Kirana Fokus di MPR, Ini Dampaknya bagi Lion Air KKP Dukung Indonesia Emas 2045: Kampanye Protein Ikan di Yogyakarta untuk Generasi Sehat dan Tangguh BPJPH Tegaskan Tidak Ada Perbedaan Kriteria Sertifikat Halal antara Jalur Self-Declare dan Reguler

Ekonomi · 25 Sep 2024 21:09 WIB ·

Indonesia Raup ‘Durian Runtuh’ Rp 132,93 Triliun dari Dua Proyek Smelter Tembaga dan Aluminium


 Indonesia Raup ‘Durian Runtuh’ Rp 132,93 Triliun dari Dua Proyek Smelter Tembaga dan Aluminium Perbesar

Suaraindo.com – Indonesia diproyeksikan mendapatkan keuntungan besar mencapai US$ 9,2 miliar atau sekitar Rp 132,93 triliun dari dua proyek smelter mineral yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam dua hari terakhir. Proyek tersebut adalah produksi perdana katoda tembaga smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur, dan injeksi bauksit perdana ke Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 milik PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) di Mempawah, Kalimantan Barat.

Jokowi menyebut bahwa setoran PTFI ke negara, termasuk dividen, royalti, Pajak Penghasilan (PPh) Badan, PPh Karyawan, pajak daerah, dan bea keluar, diperkirakan mencapai sekitar Rp 80 triliun per tahun. Jumlah ini diperoleh setelah PTFI mulai memproduksi katoda tembaga di smelter barunya yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur.

“Hitungan-hitungan saya penerimaan negara masuk Rp 80 triliun dari Freeport Indonesia, baik dividen, royalti, PPh badan, PPh karyawan, pajak daerah, bea keluar, pajak ekspor, kira-kira angkanya seperti itu,” kata Jokowi saat meresmikan produksi perdana katoda tembaga smelter PTFI.

Selain itu, penerimaan negara akan bertambah dengan diresmikannya injeksi bauksit ke SGAR Fase 1 milik PT BAI. Proyek ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor aluminium, yang selama ini mencapai 56% dari kebutuhan nasional. Jokowi menyebut bahwa dengan produksi aluminium dalam negeri, Indonesia dapat menghemat devisa hingga US$ 3,5 miliar atau Rp 52,93 triliun per tahun.

“Oleh sebab itu setelah ini selesai berproduksi, impor yang 56% ini bisa kita setop, nggak impor lagi, kita produksi sendiri di dalam negeri dan kita tidak kehilangan devisa,” ungkap Jokowi saat meresmikan SGAR Fase 1 PT BAI di Mempawah.

Dengan peresmian kedua smelter ini, yakni smelter PTFI yang menyumbang sekitar Rp 80 triliun per tahun dan SGAR PT BAI yang menghemat devisa Rp 52,93 triliun per tahun, Indonesia berpotensi meraup total keuntungan Rp 132,93 triliun per tahun, sebuah kontribusi besar bagi perekonomian nasional.

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Ramalan Asing Terkait Kepemimpinan Prabowo: Stabilitas Ekonomi dan Tantangan Fiskal

6 October 2024 - 19:09 WIB

Rusdi Kirana Fokus di MPR, Ini Dampaknya bagi Lion Air

6 October 2024 - 19:07 WIB

KKP Dukung Indonesia Emas 2045: Kampanye Protein Ikan di Yogyakarta untuk Generasi Sehat dan Tangguh

6 October 2024 - 18:56 WIB

BPJPH Tegaskan Tidak Ada Perbedaan Kriteria Sertifikat Halal antara Jalur Self-Declare dan Reguler

6 October 2024 - 17:17 WIB

Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Lancar, Dirjen IKP: Ini Akan Dicatat dalam Sejarah

6 October 2024 - 17:07 WIB

Penulis Terkenal Robert Kiyosaki Bicara Kiamat Finansial, Rekomendasikan Beli 3 Aset Ini

6 October 2024 - 11:21 WIB

Trending di Ekonomi