Suaraindo.com – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengutus delegasi khusus untuk menghadiri pelantikan Paus Leo XIV di Vatikan, sebagai bentuk penghormatan negara terhadap kepemimpinan baru umat Katolik sedunia sekaligus penegasan komitmen Indonesia dalam mempererat hubungan bilateral dengan Takhta Suci. Delegasi tersebut dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar (Cak Imin), didampingi oleh Menteri Koperasi dan UKM Budi Arie Setiadi, serta Deputi Bidang Investasi dan Promosi BP Batam Fary Djemi Francis. Ketiganya dijadwalkan menghadiri misa pelantikan yang berlangsung pada Minggu, 18 Mei 2025, pukul 10.00 waktu setempat di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Pelantikan ini menandai awal kepemimpinan Paus ke-267 dalam sejarah Gereja Katolik Roma, yakni Kardinal Robert Francis Prevost yang kini bergelar Paus Leo XIV, dan menjadi Paus pertama dalam sejarah yang berasal dari Amerika Serikat. Prosesi sakral tersebut dihadiri oleh para pemimpin dunia, keluarga kerajaan, serta puluhan ribu umat Katolik dari berbagai penjuru dunia. Sebagaimana tradisi, pelantikan ditandai dengan penyerahan benda-benda simbolis yang melambangkan otoritas kepausan dan pelayanan global yang mengayomi.
Dalam keterangan terpisah, Muhaimin Iskandar menyatakan bahwa kehadiran delegasi Indonesia membawa misi memperkuat persaudaraan antara Indonesia dan Vatikan yang telah terjalin erat selama ini. Ia menyebut mandat dari Presiden Prabowo sebagai bentuk nyata komitmen Indonesia dalam menjunjung nilai-nilai universal, toleransi lintas agama, dan kerja sama lintas bangsa. Hal senada diungkapkan Budi Arie Setiadi, yang menyampaikan bahwa dirinya bersama rombongan telah bertolak menuju Roma dan siap mengikuti seluruh rangkaian acara dengan semangat kebangsaan dan kedamaian global.
Deputi BP Batam Fary Djemi Francis menambahkan bahwa pelantikan Paus Leo XIV adalah momentum bersejarah yang sarat dengan pesan-pesan humanisme universal. Ia menyebut moto kepausan Paus Leo XIV, “In illo uno unum” (Dalam Dia yang satu kita menjadi satu), sebagai seruan spiritual yang relevan di tengah tantangan dunia saat ini. Fary menegaskan bahwa Indonesia berharap dapat memperluas kerja sama dengan Vatikan, termasuk di bidang pendidikan, kemanusiaan, dan perdamaian global, sejalan dengan semangat kepemimpinan Paus baru yang dikenal sederhana namun visioner.
Kehadiran delegasi Indonesia dalam peristiwa sakral ini tidak hanya mencerminkan peran aktif Indonesia dalam diplomasi antaragama, tetapi juga menunjukkan bahwa nilai-nilai persatuan dalam keberagaman tetap menjadi fondasi kuat dalam politik luar negeri Indonesia. Pemerintahan Prabowo Subianto secara konsisten menempatkan dialog lintas iman sebagai instrumen strategis untuk membangun jembatan perdamaian, solidaritas, dan kerja sama internasional yang inklusif dan berkeadaban.