Suaraindo.com – Indonesia dan Arab Saudi sepakat memperkuat kolaborasi dalam menciptakan nilai tambah di sektor mineral, dengan tujuan tidak hanya meningkatkan keuntungan ekonomi, tetapi juga menjamin keberlanjutan dan ketahanan industri jangka panjang.
Komitmen ini ditegaskan dalam pertemuan antara perusahaan holding industri pertambangan milik negara, MIND ID, dan delegasi resmi dari Kerajaan Arab Saudi.
Menteri Perindustrian dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi, Bandar Alkhorayef, melakukan kunjungan ke Jakarta dan disambut oleh Direktur Utama MIND ID Maroef Sjamsoeddin bersama Wakil Direktur Utama Dany Amrul Ichdan. Diskusi yang berlangsung menitikberatkan pada penguatan kemitraan strategis dalam bidang hilirisasi serta transformasi sektor pertambangan.
“Indonesia dan Arab Saudi tengah berada pada titik penting untuk mendesain ulang struktur ekonomi berbasis mineral. Kami percaya bahwa kerja sama yang erat adalah kunci untuk mengoptimalkan kekayaan mineral, mempercepat inovasi, serta mendukung agenda pembangunan berkelanjutan secara global,” kata Maroef dalam pernyataan tertulis pada Kamis, 17 April 2025.
Arab Saudi, lewat inisiatif ambisius Vision 2030, telah menempatkan pertambangan sebagai salah satu pilar utama diversifikasi ekonomi negara. Menteri Alkhorayef menyampaikan bahwa cadangan mineral terbukti di negaranya meningkat hingga 90 persen dalam lima tahun terakhir, yang memperkuat posisi Arab Saudi sebagai pemain penting di pasar global mineral olahan.
Bagi MIND ID yang mengelola aset-aset strategis seperti tembaga, nikel, aluminium, dan timah, kerja sama ini dipandang sebagai langkah nyata dalam memperkuat ketahanan mineral global serta mendorong pembangunan industri bernilai tambah—selaras dengan agenda besar Indonesia Emas 2045.
“MIND ID memiliki rantai pasok yang terintegrasi dan komitmen kuat terhadap prinsip keberlanjutan. Kami terbuka untuk menjajaki peluang kolaborasi lebih lanjut, termasuk transfer pengetahuan dan inovasi transformasional. Ini menjadikan kami mitra yang tepat bagi negara-negara seperti Arab Saudi yang tengah mengembangkan industri hilirnya,” tutup Maroef.