Menu

Mode Gelap
Stabilitas Sistem Keuangan Kuartal I 2025 Masih Terjaga, Pemerintah Waspadai Risiko Global Tarif Listrik April–Juni 2025 Tidak Naik, Berlaku untuk 13 Golongan Non Subsidi Rupiah Menguat, BI Lanjutkan Intervensi Stabilkan Pasar Pemerintahan Trump Umumkan Perombakan Besar di Kementerian Luar Negeri AS Serangan Bersenjata di Kashmir Tewaskan 26 Orang, Turis Diduga Jadi Sasaran

Internasional · 9 May 2024 21:20 WIB ·

Imbas Serang Rafah, Biden Murka ke Israel


 Imbas Serang Rafah, Biden Murka ke Israel Perbesar

Suaraindo.com – Presiden AS, Joe Biden, mengumumkan penghentian pengiriman senjata ke Israel, menyusul keputusan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk memperluas operasi militer di Gaza, khususnya ke Rafah. Biden menyatakan ketidaksetujuannya terhadap tindakan Netanyahu yang menggunakan senjata dari AS untuk menyerang daerah berpenduduk di Gaza.

“Saya telah menyatakan secara jelas bahwa jika mereka pergi ke Rafah, saya tidak akan lagi memasok senjata yang digunakan untuk menyerang,” ucap Biden seperti dilaporkan CNN pada Kamis (9/5/2024).

Presiden AS juga menyampaikan keprihatinannya atas penggunaan bom dan senjata yang menyebabkan korban sipil di Gaza. “Warga sipil telah tewas di Gaza sebagai konsekuensi dari bom-bom itu dan cara-cara lain yang mereka lakukan di pusat-pusat populasi,” ungkap Biden, menegaskan bahwa senjata AS telah digunakan dalam serangan tersebut.

Namun, Biden menegaskan bahwa kebijakan ini tidak berarti AS akan berhenti mendukung keamanan Israel. Ia berjanji bahwa AS tetap akan mendukung sistem pertahanan Israel, seperti Iron Dome, dan kemampuannya untuk menanggapi ancaman eksternal. “Kami akan terus memastikan Israel aman dalam hal sistem keamanan Iron Dome dan kemampuan mereka untuk menanggapi serangan dari luar, dari wilayah Timur Tengah baru-baru ini,” katanya.

“Tapi itu (invasi ke Rafah), itu salah. Kami tidak akan melakukannya – kami tidak akan memasok senjata dan peluru artileri,” tegas Biden.

Pentagon juga menyatakan bahwa penghentian pengiriman “amunisi muatan tinggi” ke Israel disebabkan oleh kekhawatiran atas potensi operasi militer di Rafah yang tidak memperhitungkan perlindungan terhadap warga sipil. Pemerintah AS sedang mengkaji ulang potensi penjualan atau transfer amunisi lainnya.

Artikel ini telah dibaca 17 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pemerintahan Trump Umumkan Perombakan Besar di Kementerian Luar Negeri AS

23 April 2025 - 12:39 WIB

Serangan Bersenjata di Kashmir Tewaskan 26 Orang, Turis Diduga Jadi Sasaran

23 April 2025 - 12:35 WIB

China Kirim Peringatan Keras Terkait Negosiasi Tarif Trump: Jangan Korbankan Kepentingan Beijing

22 April 2025 - 10:20 WIB

Amerika Serikat Soroti Larangan Ekspor Mineral Indonesia: Dinilai Tak Sejalan dengan Aturan WTO

22 April 2025 - 10:18 WIB

Indonesia-Arab Saudi Buka Peluang pengembangan Hulu Hilir Mineral

19 April 2025 - 15:39 WIB

Menag Perkenalkan Skema Murur dan Tanazul di Pelaksanaan Haji 2025

19 April 2025 - 15:33 WIB

Trending di Internasional