Suaraindo.com – Indonesia menginisiasi High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnership (HLF MSP) 2024 yang berlangsung pada 1-3 September 2024 di Bali, sebagai bagian dari upaya global untuk menghadapi tantangan polycrisis yang tengah melanda dunia. Forum ini bertujuan memperkuat kolaborasi lintas sektor, terutama dalam mengatasi ketimpangan pendanaan pembangunan, dengan fokus khusus pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Bogat Widyatmoko, dalam pernyataannya pada Minggu (1/9/2024) di Nusa Dua, Bali, menegaskan bahwa tema forum ini, “Strengthening Multi-Stakeholder Partnerships for Development: Towards a Transformative Change,” akan memfasilitasi para pemangku kepentingan untuk menciptakan solusi inovatif dan langkah konkret, memungkinkan negara-negara di Global South untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan.
HLF MSP 2024 akan menyoroti pentingnya inovasi dalam mengatasi hambatan akses pendanaan bagi UMKM, terutama di negara berkembang. Salah satu inisiatif utama yang akan dibahas adalah Global Blended Finance Alliance (GBFA), sebuah mekanisme kolektif yang dirancang untuk menyediakan pendanaan yang berkelanjutan dan inklusif bagi UMKM.
Deputi Bogat menambahkan bahwa mekanisme pendanaan alternatif ini sangat krusial dalam mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, meningkatkan investasi inbound-outbound, serta memperkuat microfinance.
“Mekanisme ini tidak hanya membantu UMKM mengakses pendanaan, tetapi juga memperkuat keterlibatan mereka dalam rantai pasok global, sehingga mampu memberikan kontribusi lebih besar terhadap ekonomi nasional,” jelasnya.
HLF MSP 2024 diharapkan tidak hanya menjadi platform diskusi, tetapi juga forum aksi nyata untuk memperkuat peran UMKM dalam ekonomi global melalui pendekatan inovatif dan kolaboratif.