Suaraindo.com – Wakil Pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, menyatakan bahwa kelompoknya tidak lagi mengharuskan penghentian perang Israel di Gaza sebagai syarat gencatan senjata di Lebanon. Dalam pidato yang disiarkan pada Selasa (8/10/2024), Qassem menyampaikan dukungannya terhadap upaya juru bicara parlemen Lebanon, Nabih Berri, untuk mengamankan gencatan senjata tanpa prasyarat terkait Gaza. “Kami mendukung aktivitas politik yang dipimpin oleh Berri dengan judul gencatan senjata,” ujar Qassem, seperti dikutip oleh Reuters, Rabu (9/10/2024).
Meski Hizbullah melunak dalam hal gencatan senjata di Lebanon, Qassem tetap menegaskan dukungan kelompoknya terhadap Hamas dan Palestina dalam pertempuran mereka melawan Israel. “Jika musuh (Israel) melanjutkan perangnya, maka medan perang akan menentukan,” tambahnya.
Sebelumnya, dua pejabat Hizbullah berpangkat rendah juga telah menyatakan dukungan untuk gencatan senjata tanpa mengaitkannya dengan Gaza. Meskipun demikian, Hizbullah belum secara tegas mengubah posisinya secara resmi.
Seorang pejabat pemerintah Lebanon yang menolak disebutkan namanya mengatakan bahwa perubahan posisi Hizbullah disebabkan oleh tekanan, termasuk evakuasi massal di wilayah pendukung Hizbullah dan meningkatnya operasi darat Israel. Tekanan ini juga datang dari beberapa aktor politik Lebanon yang keberatan dengan sikap Hizbullah.
Tokoh politik Lebanon lainnya, seperti Walid Jumblatt dari komunitas Druze, juga menyerukan resolusi untuk mengakhiri pertempuran tanpa mengaitkannya dengan Gaza. “Kami tidak akan menghubungkan nasib kami dengan nasib Gaza,” kata Jumblatt.
Sementara itu, pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, mengatakan kelompoknya masih berharap bahwa Hizbullah akan tetap mengaitkan penghentian perang di Gaza dengan perjanjian gencatan senjata di Lebanon, merujuk pada pernyataan sebelumnya dari Hizbullah.