Menu

Mode Gelap
Pagar Laut dan Reklamasi: Konflik Ekosistem vs Kepentingan Modal Ekstradisi Paulus Tannos: Harapan Baru dalam Perjuangan Melawan Korupsi 352 Sekolah Tutup, Bangkok di Peringkat Kota Tercemar Dunia Gekrafs Papua Pegunungan Rayakan HUT ke-6 dengan Dukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Amnesti Papua: Harapan Baru atau Sekadar Langkah Simbolis?

Ekonomi · 21 Jul 2024 16:25 WIB ·

Harga Minya Dunia Ambruk, Serangan Israel dan Perekonomian China Masih Jadi Faktor Utama


 Harga Minya Dunia Ambruk, Serangan Israel dan Perekonomian China Masih Jadi Faktor Utama Perbesar

Suaraindo.com – Perdagan minyak dunia di akhir pekan ini, Jumat (19/7/2024) terpantau melemah. Harga minyak kontrak jenis Brent jatuh dari 2,91% ke US$ 82,63 per barel, sedangkan untuk minyak jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun 3,25% menjadi US$ 80,13 per barel.

Sepanjang pekan ini, harga minyak Brent turun 2,82% secara point-to-point (ptp). Sedangkan untuk minyak WTI ambles 2,53%.

Serangan balasan Israel kepada kelompok Houthi di Yaman terpantau tidak membuat harga minyak global melonjak, melainkan cenderung terkoreksi karena investor lebih mengkhawatirkan pasokan minyak di China.

Sebelumnya pada Jumat waktu setempat, Israel dikejutkan oleh ledakan di ibu kota Tel Aviv yang belakangan diketahui serangandrone. Bukan Hamas ataupun Hizbullah yang mengirimkan serangan tersebut melainkan kelompok Houthi di Yaman.

Kelompok yang didukung Iran tersebut mengatakan telah mengirim drone, menyebabkan satu orang tewas dan melukai empat orang.

Hal ini menjadi pukulan besar baru bagi Israel setelah kecolongan pada Oktober 2023. Hamas menyerang Negeri Zionis kala itu karena pendudukan yang selama ini dilakukan Israel di wilayah Palestina dan membuat pemerintahan PM Benjamin Netanyahu mengumumkan perang Gaza.

Namun, Israel tak tinggal diam. Israel melakukan serangan balasan terhadap kelompok Houthi. Sebanyak 3 orang tewas dan 87 orang terluka akibat serangan tersebut.

Meski Timur Tengah kembali memanas akibat serangan Houthi ke Israel, tetapi harga minyak global terpantau tidak terlalu terpengaruh terhadap konflik tersebut. Hal ini karena investor lebih mengkhawatirkan turunnya proyeksi pasokan minyak di China.

Perekonomian China tumbuh lebih lambat dari perkiraan, yakni sebesar 4,7% pada kuartal kedua 2024, menurut data resmi, sehingga memicu kekhawatiran atas permintaan minyak negara tersebut.

Artikel ini telah dibaca 40 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Ekstradisi Paulus Tannos: Harapan Baru dalam Perjuangan Melawan Korupsi

24 January 2025 - 13:23 WIB

352 Sekolah Tutup, Bangkok di Peringkat Kota Tercemar Dunia

24 January 2025 - 13:14 WIB

Pengamat HAM Dukung Juha Christensen Jadi Mediator Konflik Papua: Momentum Perdamaian Baru

23 January 2025 - 16:32 WIB

Pagar Laut di Sidoarjo dengan HGB 656 Hektare, KKP Siap Tindak Lanjut

23 January 2025 - 16:06 WIB

Ketua Komisi V DPR Soroti Masalah Truk ODOL dan Harga Tiket Pesawat: Siapa Bertanggung Jawab?

23 January 2025 - 16:04 WIB

Efisiensi Anggaran: Prabowo Pangkas Rp 306,69 Triliun melalui Inpres No. 1 Tahun 2025

23 January 2025 - 16:02 WIB

Trending di Ekonomi