Menu

Mode Gelap
Prabowo: Cadangan Pangan Indonesia Terbesar dalam Sejarah Danantara Siap Investasi Proyek Energi RI RI Bakal Susul Pendapatan Kamboja dan Vietnam Pemerintah Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,2 – 5,8 Persen pada 2026 KPK Tegaskan Tetap Bisa Usut Korupsi di BUMN Lewat Surat Edaran Baru

Ekonomi · 21 Jul 2024 16:25 WIB ·

Harga Minya Dunia Ambruk, Serangan Israel dan Perekonomian China Masih Jadi Faktor Utama


 Harga Minya Dunia Ambruk, Serangan Israel dan Perekonomian China Masih Jadi Faktor Utama Perbesar

Suaraindo.com – Perdagan minyak dunia di akhir pekan ini, Jumat (19/7/2024) terpantau melemah. Harga minyak kontrak jenis Brent jatuh dari 2,91% ke US$ 82,63 per barel, sedangkan untuk minyak jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun 3,25% menjadi US$ 80,13 per barel.

Sepanjang pekan ini, harga minyak Brent turun 2,82% secara point-to-point (ptp). Sedangkan untuk minyak WTI ambles 2,53%.

Serangan balasan Israel kepada kelompok Houthi di Yaman terpantau tidak membuat harga minyak global melonjak, melainkan cenderung terkoreksi karena investor lebih mengkhawatirkan pasokan minyak di China.

Sebelumnya pada Jumat waktu setempat, Israel dikejutkan oleh ledakan di ibu kota Tel Aviv yang belakangan diketahui serangandrone. Bukan Hamas ataupun Hizbullah yang mengirimkan serangan tersebut melainkan kelompok Houthi di Yaman.

Kelompok yang didukung Iran tersebut mengatakan telah mengirim drone, menyebabkan satu orang tewas dan melukai empat orang.

Hal ini menjadi pukulan besar baru bagi Israel setelah kecolongan pada Oktober 2023. Hamas menyerang Negeri Zionis kala itu karena pendudukan yang selama ini dilakukan Israel di wilayah Palestina dan membuat pemerintahan PM Benjamin Netanyahu mengumumkan perang Gaza.

Namun, Israel tak tinggal diam. Israel melakukan serangan balasan terhadap kelompok Houthi. Sebanyak 3 orang tewas dan 87 orang terluka akibat serangan tersebut.

Meski Timur Tengah kembali memanas akibat serangan Houthi ke Israel, tetapi harga minyak global terpantau tidak terlalu terpengaruh terhadap konflik tersebut. Hal ini karena investor lebih mengkhawatirkan turunnya proyeksi pasokan minyak di China.

Perekonomian China tumbuh lebih lambat dari perkiraan, yakni sebesar 4,7% pada kuartal kedua 2024, menurut data resmi, sehingga memicu kekhawatiran atas permintaan minyak negara tersebut.

Artikel ini telah dibaca 42 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Prabowo: Cadangan Pangan Indonesia Terbesar dalam Sejarah

21 May 2025 - 19:46 WIB

Danantara Siap Investasi Proyek Energi RI

21 May 2025 - 19:30 WIB

RI Bakal Susul Pendapatan Kamboja dan Vietnam

21 May 2025 - 19:23 WIB

Pemerintah Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,2 – 5,8 Persen pada 2026

20 May 2025 - 16:20 WIB

Indonesia dan Thailand Sepakat Desak Gencatan Senjata dan Akses Kemanusiaan untuk Gaza

20 May 2025 - 15:13 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 4,87%, Mendagri: Lebih Baik dari AS dan Jepang

19 May 2025 - 14:43 WIB

Trending di Ekonomi