Suaraindo.com – Kelompok pejuang Palestina, Hamas, menyampaikan bahwa mereka telah memberikan tanggapan terhadap usulan gencatan senjata terbaru yang disampaikan oleh utusan Amerika Serikat, Steve Witkoff, melalui mediator Mesir dan Qatar.
Dalam pernyataan resminya, Hamas menyampaikan serangkaian tuntutan terkait gencatan senjata, termasuk permintaan akan “gencatan senjata permanen, penarikan penuh Israel dari Jalur Gaza, dan jaminan untuk aliran bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan bagi rakyat Palestina di wilayah tersebut.”
Mereka juga mengusulkan pembebasan sejumlah tawanan Israel serta penyerahan jenazah sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina sesuai kesepakatan.
“Usulan ini bertujuan untuk mencapai gencatan senjata permanen, penarikan menyeluruh dari Jalur Gaza, dan memastikan aliran bantuan bagi rakyat kami,” kata pernyataan Hamas di Telegram, dilansir Al Jazeera.
“Sebagai bagian dari perjanjian ini, 10 tahanan Israel yang masih hidup yang ditahan oleh perlawanan akan dibebaskan dan 18 jenazah akan dikembalikan, sebagai ganti sejumlah tahanan Palestina yang disepakati.”
Meski begitu, Hamas tidak secara tegas menyatakan persetujuan atas usulan tersebut. Mereka menegaskan bahwa tanggapan ini diambil setelah berbagai konsultasi nasional dan merupakan bagian dari komitmen mereka terhadap penderitaan rakyat Palestina.
Di sisi lain, serangan Israel di Jalur Gaza terus menimbulkan korban jiwa. Sedikitnya 22 warga Palestina dilaporkan tewas pada hari Sabtu.
Enam orang, termasuk empat perempuan, tewas akibat serangan yang menghantam tenda pengungsi di Al-Mawasi, wilayah barat Khan Younis.
Sebelumnya, serangan terhadap kendaraan sipil di dekat Kompleks Medis Al-Sahaba di Kota Gaza menewaskan empat warga lainnya.
Di wilayah Al-Shanti, empat anggota keluarga yang tinggal di tenda juga menjadi korban serangan udara semalam.
Tiga warga Palestina dilaporkan tewas saat mencoba mencapai titik distribusi bantuan yang berada di Rafah barat. Sejak Selasa, sejumlah warga yang mencoba mengakses bantuan dari Yayasan Kemanusiaan Gaza – lembaga yang didukung Israel dan AS – dilaporkan menjadi korban tembakan.
Dua orang lainnya tewas dalam serangan udara di kota Bani Suheila, Khan Younis, sementara dua jenazah ditemukan di wilayah Al-Qarara, diduga korban serangan sebelumnya.
Satu orang dilaporkan tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan pesawat tak berawak di lingkungan Al-Safi, kawasan Al-Sikka.
Sejak 2 Maret, seluruh penyeberangan perbatasan Gaza ditutup, memblokir akses bantuan kemanusiaan bagi 2,4 juta penduduk wilayah tersebut.
Sejak Oktober 2023, Israel telah melancarkan serangan besar-besaran di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 54.300 warga Palestina, mayoritas di antaranya adalah wanita dan anak-anak. Badan bantuan internasional telah memperingatkan potensi bencana kelaparan di daerah tersebut.
Selain itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant menghadapi surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional.