Menu

Mode Gelap
Swasembada Energi Berpotensi Hemat Hingga Rp939 Triliun per Tahun Pemerintah Longgarkan Impor Nampan Demi Dukung Program Makan Bergizi Gratis Percepat Pembangunan 1.000 Dapur MBG di Pesantren, Tiga Lembaga Teken MoU Pemerintah Deregulasi Impor 10 Komoditas, Dorong Investasi dan Daya Saing Nasional Permintaan Turun, Pemerintah Dorong Diversifikasi Ekspor Batu Bara RI ke Luar China dan India

Internasional · 3 May 2024 22:29 WIB ·

Hamas Bersedia Beralih Menjadi Partai Politik dan Mengusulkan Solusi Dua Negara


 Hamas Bersedia Beralih Menjadi Partai Politik dan Mengusulkan Solusi Dua Negara Perbesar

Suaraindo.com – Khalil al-Hayya, pejabat senior Hamas, menyatakan bahwa kelompoknya bersedia meletakkan senjata dan bertransformasi menjadi partai politik sebagai bagian dari solusi dua negara dengan Israel, dengan syarat Palestina menjadi negara merdeka dengan perbatasan sebelum 1967.

Dalam wawancara baru-baru ini, al-Hayya menyampaikan bahwa Hamas siap menerima gencatan senjata dengan Israel selama lima tahun atau lebih sebagai langkah awal. “Jika Palestina dapat menjadi negara merdeka, maka kami akan beralih fungsi menjadi partai politik,” katanya, menandakan perubahan besar dalam pendekatan kelompok ini.

Menurut al-Hayya, konversi Hamas menjadi partai politik hanya akan terjadi jika ada kesepakatan untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan kebijakan pengembalian pengungsi Palestina sesuai dengan resolusi internasional.

Pernyataan ini dianggap sebagai langkah signifikan dari Hamas, yang selama ini dikenal sebagai kelompok militan dengan agenda pembebasan Palestina dari Sungai Yordan hingga Laut Mediterania. Namun, skeptisisme tetap ada terutama dari Israel, yang memiliki kebijakan tegas untuk tidak berunding mengenai pembentukan negara Palestina dan telah menetapkan misi untuk menghancurkan kemampuan militer Hamas di Gaza.

Ophir Falk, penasihat kebijakan luar negeri Perdana Menteri Israel, menolak mengomentari secara langsung tetapi mengingatkan bahwa Hamas telah melanggar gencatan senjata sebelumnya. “Misi kami adalah untuk memastikan bahwa Hamas tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel,” ujar Falk.

Di tengah ketegangan yang berlanjut, komunitas internasional tetap waspada terhadap dinamika yang berubah ini dan pengaruhnya terhadap prospek perdamaian jangka panjang di kawasan.

Artikel ini telah dibaca 27 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Indonesia–Malaysia Perkuat Kemitraan Strategis: Sepakati Solusi Ambalat hingga Dukung Palestina

29 June 2025 - 12:25 WIB

Prabowo Sambut Hangat Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Halim, Keduanya Langsung Semobil Menuju Istana

27 June 2025 - 14:37 WIB

Konflik AS-Iran Ancam Ekonomi Indonesia, Pakar Unair Soroti Risiko Energi dan Fiskal

26 June 2025 - 08:58 WIB

Parlemen Iran Setujui Penangguhan Kerja Sama dengan IAEA Usai Serangan Israel-AS

26 June 2025 - 08:56 WIB

Danantara Gandeng Rusia Bangun Industri Galangan Kapal Berbasis Energi Bersih

23 June 2025 - 11:04 WIB

Pakistan Calonkan Trump Sebagai Peraih Nobel Perdamaian

23 June 2025 - 11:01 WIB

Trending di Internasional