Menu

Mode Gelap
Golkar Dukung Omnibus Law Setelah PT 20% Dihapus: Upaya Efisiensi dan Harmonisasi Aturan Indonesia Darurat Filisida: KPAI Soroti Faktor Ekonomi Sebagai Pemicu Utama Dasco Tegas Bantah Isu Megawati Telepon Prabowo Terkait Hasto dan KPK HET Beras Medium dan Premium 2025 Ditetapkan Sama seperti 2024 Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto Berharap Pimpinan KPK Mempertimbangkan Permohonan Praperadilan

Ekonomi · 15 Dec 2024 16:48 WIB ·

Gubernur BI: Dunia Akan Suram Setelah Trump Dilantik


 Gubernur BI: Dunia Akan Suram Setelah Trump Dilantik Perbesar

Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, memperkirakan ekonomi global akan mengalami perlambatan setelah Donald Trump resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada Januari 2025. Perry memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia akan turun dari 3,2% pada 2024 menjadi 3,1% pada 2025, dan kembali menurun ke 3% pada 2026.

“Dunia akan menurun, tetapi perpindahan satu negara ke negara lain berbeda-beda. Ekonomi dunia akan menurun, namun AS justru akan menunjukkan penguatan,” kata Perry dalam Seminar Kafegama, Sabtu (14/12/2024).

Perry mengingatkan bahwa kebijakan Trump akan berdampak besar, terutama melalui kenaikan tarif bea masuk bagi negara-negara dengan surplus perdagangan tinggi terhadap AS. Negara seperti China, Kanada, Meksiko, Eropa, dan Vietnam menjadi target utama dengan tarif minimal 25% yang direncanakan diberlakukan pada 2025.

Kebijakan Trump lainnya termasuk pembatasan ketat terhadap imigrasi, yang akan mengusir warga asing tanpa izin sah. Langkah ini bertujuan meningkatkan ekspor AS, menekan impor, serta menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi warga AS.

Meskipun surplus perdagangan Indonesia dengan AS tidak terlalu besar, Perry mengingatkan pentingnya pendekatan diplomasi yang hati-hati. Indonesia sebaiknya meningkatkan impor dari AS sambil terus mendorong ekspor untuk menjaga posisi surplus perdagangan.

“Jika terjadi masalah perdagangan dengan AS, jangan berhadapan melalui WTO. Pendekatan harus bersifat personal,” jelas Perry.

Perry juga menyoroti kemungkinan meningkatnya inflasi di AS, dengan prediksi bahwa Federal Reserve hanya akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali pada 2025, lebih rendah dari perkiraan pasar sebelumnya. Hal ini akan memperkuat dolar AS dan mendorong investasi global ke pasar Amerika.

“Masalahnya adalah suku bunga tinggi dan dolar kuat,” tambahnya.

Perry menegaskan, Indonesia harus terus menjaga stabilitas ekonomi dalam menghadapi tantangan global yang dipicu oleh kebijakan baru pemerintahan Trump.

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Golkar Dukung Omnibus Law Setelah PT 20% Dihapus: Upaya Efisiensi dan Harmonisasi Aturan

14 January 2025 - 10:18 WIB

Indonesia Darurat Filisida: KPAI Soroti Faktor Ekonomi Sebagai Pemicu Utama

14 January 2025 - 10:17 WIB

Dasco Tegas Bantah Isu Megawati Telepon Prabowo Terkait Hasto dan KPK

14 January 2025 - 10:14 WIB

HET Beras Medium dan Premium 2025 Ditetapkan Sama seperti 2024

13 January 2025 - 16:15 WIB

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto Berharap Pimpinan KPK Mempertimbangkan Permohonan Praperadilan

13 January 2025 - 16:13 WIB

Pertemuan Pertama Pemprov Jakarta dengan Tim Transisi Pramono-Rano Dijadwalkan Hari Ini

13 January 2025 - 16:12 WIB

Trending di Nasional