Menu

Mode Gelap
Stabilitas Sistem Keuangan Kuartal I 2025 Masih Terjaga, Pemerintah Waspadai Risiko Global Tarif Listrik April–Juni 2025 Tidak Naik, Berlaku untuk 13 Golongan Non Subsidi Rupiah Menguat, BI Lanjutkan Intervensi Stabilkan Pasar Pemerintahan Trump Umumkan Perombakan Besar di Kementerian Luar Negeri AS Serangan Bersenjata di Kashmir Tewaskan 26 Orang, Turis Diduga Jadi Sasaran

Internasional · 7 May 2024 16:39 WIB ·

Empat Negara Asia Belum Pulih Pasca Pandemi Covid-19


 Empat Negara Asia Belum Pulih Pasca Pandemi Covid-19 Perbesar

Suaraindo.com – Pemulihan ekonomi di kawasan Asia Pasifik setelah pandemi Covid-19 tampaknya tidak merata, dengan beberapa negara masih mengalami kesulitan, termasuk Pakistan, Sri Lanka, Maladewa, dan Laos. Asisten Menteri Keuangan Amerika Serikat, Alexia Latortue, menyoroti hal ini selama Pertemuan Tahunan ke-57 Asian Development Bank (ADB) di Tbilisi, Georgia.

“Reformasi diperlukan bagi negara-negara tersebut,” ungkap Latortue. Ia menjelaskan bahwa meskipun banyak bagian dari Asia Pasifik menunjukkan pertumbuhan yang kuat, ada beberapa negara yang terpengaruh oleh masalah internal dan eksternal.

Menurut Latortue, wilayah tersebut sedang menghadapi beberapa krisis bersamaan termasuk perubahan iklim, konflik, kerawanan pangan, dan peningkatan beban utang yang signifikan. Risiko lainnya meliputi kondisi keuangan global yang ketat, perlambatan permintaan dalam negeri di China, dan tingginya tingkat utang.

Latortue menekankan bahwa ADB memiliki peran penting dalam membantu negara-negara yang berada dalam krisis untuk pulih serta mendukung negara-negara dengan pertumbuhan positif agar terus mempertahankan momentum mereka. “ADB terus menjadi sumber yang penting bagi negara-negara ini dalam mempertahankan pertumbuhan dan mengelola risiko,” katanya.

Latortue menyatakan ada empat area utama yang perlu diperhatikan oleh ADB, yaitu menyediakan pendanaan berkualitas tinggi untuk pembangunan yang mencakup pendanaan iklim, mobilisasi dana tambahan melalui pengaturan sumber daya lokal dan investasi sektor swasta, serta mengumpulkan peran dari berbagai pemangku kepentingan dan berfungsi sebagai standar regional.

“Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Tantangan mendesak seperti perubahan iklim, konflik, dan pandemi masih mengancam kemajuan yang telah kita capai, dan kami membutuhkan komitmen berkelanjutan untuk melaksanakan reformasi,” tutupnya.

Artikel ini telah dibaca 22 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pemerintahan Trump Umumkan Perombakan Besar di Kementerian Luar Negeri AS

23 April 2025 - 12:39 WIB

Serangan Bersenjata di Kashmir Tewaskan 26 Orang, Turis Diduga Jadi Sasaran

23 April 2025 - 12:35 WIB

China Kirim Peringatan Keras Terkait Negosiasi Tarif Trump: Jangan Korbankan Kepentingan Beijing

22 April 2025 - 10:20 WIB

Amerika Serikat Soroti Larangan Ekspor Mineral Indonesia: Dinilai Tak Sejalan dengan Aturan WTO

22 April 2025 - 10:18 WIB

Indonesia-Arab Saudi Buka Peluang pengembangan Hulu Hilir Mineral

19 April 2025 - 15:39 WIB

Menag Perkenalkan Skema Murur dan Tanazul di Pelaksanaan Haji 2025

19 April 2025 - 15:33 WIB

Trending di Internasional