Suaraindo.com – Pentagon telah mengeluarkan perintah penambahan kekuatan militer di Timur Tengah dengan mengerahkan kapal perang tambahan dan jet tempur siluman F-22. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi kemungkinan meningkatnya ketegangan setelah Iran mengancam akan menyerang Israel.
Empat kapal perang Amerika Serikat kini telah tiba di perairan Israel, yang menandai konsentrasi terbesar kekuatan Angkatan Laut AS di kawasan tersebut. Skuadron jet tempur elit dan armada kapal perusak yang dilengkapi sistem pencegat rudal balistik juga turut diperintahkan untuk bergerak ke wilayah tersebut, di bawah komando Menteri Pertahanan Lloyd Austin.
Perintah ini juga melibatkan kapal induk Abraham Lincoln yang sedang beroperasi di kawasan Pasifik, diperintahkan untuk mendukung kapal induk Theodore Roosevelt. Selain itu, kapal-kapal lain yang beroperasi di Laut Mediterania juga diarahkan ke timur menuju pantai Israel untuk memperkuat pertahanan.
Dilaporkan bahwa empat dari sebelas kapal induk Amerika dikerahkan ke kawasan ini, menjadikannya konsentrasi kapal induk terbesar AS yang pernah ada di satu wilayah. Kapal-kapal tersebut termasuk USS Gerald Ford (CVN-78), USS Abraham Lincoln (CVN-72), USS Theodore Roosevelt (CVN-71), dan USS Dwight D. Eisenhower (CVN-69).
Sementara itu, lima dari tujuh kapal induk lainnya saat ini sedang dalam proses perbaikan, dan dua lainnya, Reagan dan Nimitz, masing-masing berada di Jepang dan pangkalan di Washington.
Pentagon juga memastikan bahwa kapal perang ini dikirim untuk mempersiapkan respons cepat terhadap berbagai skenario potensial. Meskipun belum diumumkan kapan seluruh kekuatan ini akan tiba, pesawat tempur F-22 diperkirakan akan tiba dalam beberapa hari mendatang.
Juru bicara Pentagon, Sabrina Singh, pada Jumat lalu juga mengindikasikan bahwa Amerika Serikat dapat mengerahkan lebih banyak pasukan untuk memperkuat pertahanan sekutu dan aset di kawasan, khususnya dari kemungkinan serangan oleh Iran atau proksinya.
Langkah ini diambil setelah Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membahas peningkatan dukungan militer Amerika untuk Israel di tengah ancaman serangan rudal dan drone. Menteri Pertahanan Austin menegaskan kembali komitmen Amerika untuk membela Israel.
Ketegangan memuncak setelah pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyerukan serangan langsung terhadap Israel sebagai balasan atas pembunuhan kepala Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran. Pembunuhan ini terjadi tak lama setelah komandan militer Hizbullah, Fuad Shukr, tewas dalam serangan yang memicu kekhawatiran akan pecahnya konflik berskala besar di kawasan.
Dengan meningkatnya ancaman dari Teheran dan kelompok proksinya, Amerika Serikat khawatir bahwa perang besar-besaran antara Israel dan Iran dapat meluas ke seluruh kawasan Timur Tengah, menambah ketegangan di Gaza dan sekitarnya.