Suaraindo.com –Duta Besar Inggris untuk Meksiko, Jon Benjamin, dilaporkan dipecat awal tahun ini setelah terlibat dalam insiden di mana ia menodongkan senapan serbu ke seorang pegawai kedutaan. Insiden tersebut terjadi saat kunjungan resmi ke Durango dan Sinaloa dan terekam dalam video yang kemudian diposting ke platform sosial X oleh akun anonim @subdiplomatic. Dalam video berdurasi lima detik tersebut, terlihat Benjamin mengarahkan senjata semi otomatis ke anggota staf Meksiko, yang dianggap sebagai tindakan yang tidak pantas, terutama dalam konteks kekerasan yang sering terjadi di Meksiko.
Financial Times melaporkan bahwa Jon Benjamin kehilangan pekerjaannya segera setelah insiden tersebut pada bulan April. Saat ini, nama Benjamin tidak lagi tercantum sebagai duta besar untuk Meksiko di situs web pemerintah Inggris. Rachel Brazier, mantan wakil kepala misi, kini terdaftar sebagai kuasa usaha. Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan (FCDO) Inggris menyatakan bahwa mereka mengetahui insiden tersebut dan telah mengambil tindakan yang tepat, menegaskan bahwa mereka memiliki proses HR yang kuat untuk mengatasi masalah internal seperti ini.
Pejabat asing yang berkunjung ke wilayah berbahaya di Meksiko biasanya membawa staf bersenjata untuk perlindungan. Senjata yang diarahkan Benjamin kepada pegawai kedutaan kemungkinan besar milik petugas keamanan yang melindunginya. Meksiko utara, termasuk Durango dan Sinaloa, dikenal dengan aktivitas kartel yang berbahaya, sehingga pengamanan ekstra bagi diplomat adalah hal yang umum. Namun, tindakan Benjamin dianggap sangat tidak pantas dan berisiko menambah ketegangan di kawasan yang sudah rentan.
Akun @subdiplomatic, yang tampaknya dikendalikan oleh pegawai kedutaan yang marah, mengkritik keras tindakan Benjamin. Mereka menyebutkan bahwa Kedutaan Besar Inggris di Meksiko memiliki sejarah menyembunyikan berbagai masalah kepada publik, termasuk perilaku buruk Jon Benjamin yang diduga menyebabkan pelecehan sistematis terhadap staf Meksiko. Pegawai kedutaan merasa takut untuk berbicara tentang ketidakadilan ini karena alat pelaporan internal dianggap tidak efektif dan lebih menguntungkan diplomat Inggris. Mereka khawatir akan kehilangan pekerjaan jika mengungkapkan kebenaran, sehingga banyak dari mereka memilih untuk diam.
Jon Benjamin, yang telah menjabat sebagai diplomat selama 38 tahun, sebelumnya pernah menjadi duta besar Inggris untuk Chili dan Ghana serta bertugas di Indonesia, Turki, dan Amerika Serikat. Ia menjadi duta besar Inggris untuk Meksiko pada tahun 2021 dan sering membagikan aktivitasnya di media sosial. Meskipun Financial Times telah menghubungi Benjamin untuk meminta komentar mengenai pemecatannya, ia belum memberikan tanggapan. Postingan di akun X-nya saat ini hanya dapat dilihat oleh pengikut yang disetujui, menunjukkan kemungkinan Benjamin berusaha mengendalikan dampak dari insiden tersebut.
Insiden penodongan senjata oleh Jon Benjamin telah memicu kritik tajam dari berbagai pihak, terutama dari staf lokal yang merasa tidak aman dan tidak dihargai. Meskipun tindakan cepat telah diambil oleh pemerintah Inggris untuk menangani masalah ini, insiden tersebut menyoroti perlunya pengawasan lebih ketat terhadap perilaku diplomat di lapangan. Kasus ini juga menekankan pentingnya sistem pelaporan internal yang efektif untuk memastikan semua staf, baik lokal maupun asing, dapat bekerja dalam lingkungan yang aman dan adil.