Menu

Mode Gelap
Pagar Laut dan Reklamasi: Konflik Ekosistem vs Kepentingan Modal Ekstradisi Paulus Tannos: Harapan Baru dalam Perjuangan Melawan Korupsi 352 Sekolah Tutup, Bangkok di Peringkat Kota Tercemar Dunia Gekrafs Papua Pegunungan Rayakan HUT ke-6 dengan Dukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Amnesti Papua: Harapan Baru atau Sekadar Langkah Simbolis?

Nasional · 5 May 2024 21:41 WIB ·

Dunia Rawan Krisis Baru, Ini yang Harus Dilakukan


 Dunia Rawan Krisis Baru, Ini yang Harus Dilakukan Perbesar

Suaraindo.com – Dunia saat ini menghadapi sejumlah tantangan besar yang berpengaruh terhadap kemajuan pembangunan manusia dan ekonomi. Ini diungkapkan oleh Presiden Asian Development Bank (ADB), Masatsugu Asakawa, dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di Hotel Biltmore, Tbilisi, Georgia pada Jumat (3/5/2024).

Menurut Asakawa, di antara isu yang mendesak adalah krisis iklim, kemiskinan, dan kekurangan pembangunan sosioekonomi yang inklusif.

Bhargav Dasgupta, Wakil Presiden ADB untuk Solusi Pasar, menekankan bahwa dampak krisis iklim sudah sangat dirasakan, terutama melalui cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa negara. “Kita melihat besarnya dampak perubahan iklim terhadap planet, khususnya di Asia Pasifik,” ujarnya saat berbicara dengan para jurnalis.

Dasgupta juga menyoroti bahwa tanpa intervensi yang memadai, situasi bisa memburuk dan menyebabkan lebih banyak penderitaan, terutama bagi negara-negara dengan sumber daya terbatas.

Pada Pertemuan Tahunan ke-57 ADB di Tbilisi, disepakati penambahan alokasi dana sebesar US$ 5 miliar untuk Dana Pembangunan Asia (ADF) ke-14 dan Dana Bantuan Teknis Khusus (TASF) ke-8. ADF, yang didirikan pada tahun 1974, kini fokus pada pemberian hibah kepada anggota ADB yang paling miskin dan rentan. Dana tambahan ini mencatat peningkatan sekitar 22% dari alokasi sebelumnya dan menjadi volume hibah terbesar dalam sejarah ADF. TASF 8 akan digunakan untuk pendanaan proyek, pembangunan kapasitas, dan konsultasi teknis atau kebijakan.

Berbagai negara pendonor, termasuk Armenia, Australia, Austria, dan lainnya, telah berkontribusi pada dana tersebut. Fokus ADF 14 akan pada bantuan bagi negara-negara berkembang kepulauan kecil yang sangat rentan terhadap perubahan iklim dan konflik, serta mendukung adaptasi iklim dan pengurangan risiko bencana. Ini juga termasuk mendukung kerja sama regional dan inisiatif gender transformatif.

Penerima manfaat dari ADF-14 termasuk Negara Federasi Mikronesia, Kiribati, dan negara-negara lain yang rentan. Hibah juga akan tersedia untuk mendukung masyarakat di Afghanistan dan Myanmar, serta untuk proyek-proyek besar di Bangladesh, Bhutan, Kamboja, dan negara-negara lainnya.

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pagar Laut dan Reklamasi: Konflik Ekosistem vs Kepentingan Modal

24 January 2025 - 13:25 WIB

Ekstradisi Paulus Tannos: Harapan Baru dalam Perjuangan Melawan Korupsi

24 January 2025 - 13:23 WIB

Gekrafs Papua Pegunungan Rayakan HUT ke-6 dengan Dukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

23 January 2025 - 16:35 WIB

Amnesti Papua: Harapan Baru atau Sekadar Langkah Simbolis?

23 January 2025 - 16:34 WIB

Pengamat HAM Dukung Juha Christensen Jadi Mediator Konflik Papua: Momentum Perdamaian Baru

23 January 2025 - 16:32 WIB

Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Dimulai Februari 2025: Cakup Pemeriksaan Fisik dan Jiwa

23 January 2025 - 16:12 WIB

Trending di Kesehatan